TRANSINDONESIA.CO – Sekitar 23 orang jurnalis harus kehilangan nyawa mereka tahun lalu dalam serangan yang menargetkan mereka di Asia Selatan.
Menurut sebuah laporan Kebebasan Pers di Asia Selatan, dari jumlah tersebut, 12 orang tewas di India saja.
Dalam laporannya untuk periode Mei 2013 – April 2014 , Federasi Wartawan Internasional (IFJ) mengatakan ada lebih dari 11 pembunuhan di Asia Selatan sampai Mei tahun ini.
“Perkembangan yang paling mengganggu adalah meningkatnya kekerasan baik di Pakistan maupun India,” kata laporan yang dikutip dari indian express, Minggu (4/5/2014)
Laporan ini juga mencatat bahwa beberapa kasus pembunuhan jurnalis tetap belum terpecahkan dan selama tahun lalu impunitas terus menjadi ancaman besar bagi kebebasan pers di Asia Selatan.
“2014 Impunitas Index , yang diterbitkan oleh Committee to Protect Journalists , mengungkapkan Sri Lanka , Afghanistan , Pakistan dan India sebagai pelanggar terburuk pada impunitas di wilayah tersebut,” tambah laporan itu .
Dikatakan bahwa Sri Lanka peringkat nomor empat di daftar dengan sembilan kasus yang belum terpecahkan , Afghanistan peringkat keenam dengan lima kasus yang belum terpecahkan , Pakistan peringkat kesembilan dengan 22 kasus yang belum terpecahkan dan India peringkat 13 dengan tujuh kasus yang belum terpecahkan .
Dalam bab pada India , laporan itu mengatakan bahwa keamanan terus menjadi perhatian bagi wartawan di negara ini . Hal ini juga disebutkan beberapa kasus kekerasan terhadap pekerja media.
Laporan itu mengatakan bahwa seorang wartawan veteran ditemukan tewas di tempat umum di kota Basaguda pada bulan Desember 2013. Pembunuhan itu menjadi yang kelima dari wartawan dalam periode tiga tahun di Chhatisgarh. Lalu kematian seorang juru kamera berita dan freelancer dalam kekerasan massa di Muzaffarnagar pada tahun 2013.
Laporan itu juga menyebutkan kasus seorang wartawan foto berusia 22 tahun yang secara brutal diserang di Mumbai pada Agustus 2013 diantara beberapa kasus kekerasan terhadap para pekerja media.(inx/fen)