Pabrik itu disinyalir memproduksi salah satu komponen penting yang akan digunakan pada
smartphone andalan terbaru Galaxy S5.
TRANSINDONESIA.co, Korea Selatan : Salah satu pabrik rekanan Samsung yang berbasis di Korea Selatan dilaporkan mengalami kebakaran hebat pada hari Minggu (9/3/2014) kemarin. Pabrik itu disinyalir memproduksi salah satu komponen penting yang akan digunakan pada smartphone andalan terbaru Galaxy S5.
Banyak pihak yang berasumsi bahwa terjadinya bencana ini akan berdampak pada penundaan waktu rilis Galaxy S5 yang sebelumnya telah direncanakan bakal meluncur pada tanggal 11 April 2014 mendatang.
Menyikapi kabar itu, pihak Samsung langsung angkat bicara. Mengutip laman Sammobile, Selasa (11/3/2014), melalui konfrensi pers yang digelar, juru bicara Samsung mengklaim jika kejadian ini tidak akan berpengaruh besar terhadap perilisan Galaxy S5.
Samsung juga meyakini ketersediaan unit Galaxy S5 akan mencukupi untuk minggu awal pemasaran, dan diharapkan proses produksinya akan semakin lebih baik dalam beberapa minggu berikutnya.
Terbakarnya pabrik pembuat salah satu komponen Galaxy S5 ini bukanlah hambatan pertama yang harus dihadapi Samsung. Sebelumnya sempat dirumorkan pula bahwa sensor sidik jari yang ada pada Galaxy S5 bermasalah dan Samsung diharuskan melakukan produksi ulang.
CrucialTek, manufaktur sensor optik yang berbasis di Suwon, Korea Selatan, ramai diberitakan sebagai pihak yang ditunjuk untuk menyelesaikan masalah ini.
Namun rumor tersebut pun langsung dibantah oleh Samsung. Menurut laporan Phone Arena, pihak Samsung mengonfirmasi dan dengan tegas menyatakan bahwa sensor sidik jari yang digunakan pada Galaxy S5 dalam keadaan baik-baik saja.
Melalui pernytaan resminya disebutkan, “CrucialTec tidak akan menyediakan pemindai sidik jari untuk Samsung. Sensor sidik jari di Galaxy S5 baik-baik saja dan akan tersedia saat dipasarkan nanti untuk semuanya!”.(smb/fen)