Ini Tiga Lokasi yang Dikunjungi SBY di Sinabung

SBY SinabungPresiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono  didampingi Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, Bupati Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti  dan para menteri berbincang dengan pengungsi erupsi Gunung Sinabung, di Masjid Agung, Kabanjahe, Karo, Sumut, Kamis (23/1/2014). (antara)

 

TRANSINDONESIA, Karo : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meninjau tiga lokasi pengungsi korban letusan gunung Sinabung, Kamis (23/1/2014). Ketiga lokasi itu semuanya berada di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari kaki gunung Sinabung.

Lokasi pertama yang dikunjungi SBY adalah Mesjid Raya, Kabanjahe. Terdapat 747 pengungsi di tempat tersebut. Kemudian SBY mengunjun gi pengungsi di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Terdapat 207 pengungsi di tempat tersebut.

Tempat terakhir, Presiden menemui 500 pengungsi di Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus. Presiden pun menginap di tempat tersebut bersama pengungsi. Presiden bersama dengan para pengungsi tidur di bawah tenda.

Presiden didampingi ibu negara Ani Yudhoyono, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Pertanian Zulkifli Hasan, dan Menkes Nafsiah Mboi. Ikut pula mendampingi SBY, putra keduanya, Edhie Baskoro Yudhoyono.

Tampak juga hadir Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho, Bpati Karo Kena Ukur Karo Jambi Surbakti dan muspida Pemprov Sumut dan Kabupaten Karo.

Saat berada di GBKP, Presiden menjelaskan kedatangannya ke Sinabung untuk menyelamatkan para pengungsi. Dia ingin memastikan bahwa tidak ada korban jiwa akibat letusan gunung Sinabung.

Dia juga ingin memastikan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh aparatnya kepada para pengungsi benar-benar berjalan. Pelayanan seperti makanan, minum, pengobatan, dan kebutuhan lainnya harus benar-benar tersedia sehingga pengungsi tidak terlantar.

Kemudian Presiden menegaskan akan membantu para petani yang lahan pertaniannya rusak karena abu vulkanik gunung Sinabung.

“Pemerintah akan menghitung sesuai kemampuan uang negara. Yang rumahnya sangat berbahaya nanti akan dibangun rumah baru oleh pemerintah. Tetapi kalau tidak berbahaya maka kembali rumah sendiri,” tuturnya.(ant/bs/ded)

 

 

Share
Leave a comment