Lewat “Suara Langit” Warga Jepang Ini Masuk Islam

TRANSINDONESIA.CO – Oleh: Gus Muhammad Nur Hayid

Iwai-San yang bernama muslim Abdul Malik masuk islam saat membaca injil. Saat membaca injil tersebut, tiba-tiba Iwai mendenger suara dari langit “Bukalah Alquran, Muhammad Rasul akhir zaman. Bacalah Alquran, Kau Akan Dapatkan Penjelasan itu, Setelah Kau Dapatkan Info itu, Selebihnya terserah Kamu”.

Begitulah kurang lebih pesan suara tanpa rupa itu. Lalu Iwai-san yang saat itu masih menganut agama nasroni, langsung ke toko buku mencari Alquran. Dan, atas izin Allah … dengan modal bacaan Alquran terjemah, dia langsung mendapatkan informasi tentang Muhammad adalah Rasul Akhir Zaman.

Lewat Ayat “Min Bakdismuhu Ahmad”. Maka dia semakin yakin dengan suara dari langit itu. Lalu karena dia kecapean, dia tertidur lalu bermimpi ditemui orang yang gagah tinggi dan cakep di dalam taman surga, yang dalam mimpi itu diinfokan sebagai sosok Sayyidina Umar bin Khottob.

Gus Muhammad Nur Hayid bersama warga Jepang masuk Islam.[IST]
Meski begitu, dalam mimpi tak ada obrolan, hanya Sayyidina Umar senyum merekah kepada Iwai-San. Setelah itu, dia makin yakin dengan islam. Lalu dia tertidur lagi, lalu bermimpi lagi bertemu dengan Jafar at Toyyar atau Jafar bin Abi Tholib, syuhada perang Mu’tah di Timur Jordania, perang antara 3 ribu pasukan muslim dan 200 ribu pasukan nasrani pimpinan kaisar dan panglima Heraclius.

Dalam ini, juga tak ada dialog dalam pertemuan mimpi itu, hanya senyum. Setelah terbangun dari mimpi kedua, Iwai-San yang masih nampak di telinganya bekas tindik anting langsung mandi dan berangkat menuju “Masjid Kobe” yang sangat jauh dari rumahnya saat itu.

Dia ke Masjid Kobe karena dia mau masuk islam dan mau disyahadatkan. Kejadian itu sekitar 20 tahunan lalu. Lalu, setelah dia muslim, dia langsung belajar tentang islam dan langsung ikut berpuasa ketika ramadahan datang.

Sehabis ramadan usai, setelah Idul Fitri, dia pergi ke Suriah sebelum ada perang-perang, dan belajar selama 10 tahun. Dia belajar pada guru-guru Aswaja dan ikut Thoriqoh Qodiriyyah dan ikut praktik kholwat syeikh Ahmad Rofii atau Thoriqoh Rofiiyah.

Setelah 10 tahun mondok di Suriah, dia kembali ke Jepang dan menjadi penyebar Islam di Jepang. Cara dia berdakwah setelah pulang dari Suriah adalah dengan membuat selebaran penjelasan islam dan ajakan mengucapkan kalimah syahadat.

Dia pun mengaku sudah menyebarkan selebaran itu kurang lebih sudah 5 juta lembar di berbagai kantor, terminal dll. Dia juga sudah berusaha berdakwah dengan cara itu, makanya dia tidak tau berapa banyak yang sudah masuk islam dari efek selebaran itu. Tapi yang langsung bersahadat di hadapannya kurang lebih 10-20 orang.

Kini, dia pingin belajar kembali tentang hadits di Indonesia dan ingin mengenal Nahdlatul Ulama (NU) Lebih jauh dan mendalam serta ingin mondok di Indonesia. Ketika, saya jelaskan soal NU yang ikut madzhab 4 dalam fiqh, ikut Asy Ariyah dan Almaturidiyah dalam ilmu kalam dan ikut Imam Ghozali dan Junaid Albaghdi dalam tasawuf, dia langsung ingin gabung dengan NU.

Apalagi, saat saya jelaskan soal dalil-dalil dzikir habis salat yang dilakukan secara ‘jahr’ di masjid Al ikhlas Kabukicho, masjid markasnya warga Nahdliyin di Jepang, dia makin semangat untuk gabung NU.

Singkat cerita dia senang dengan kajian NU dan amaliyahnya. Dan kini dia suka sambang ke masjid kabukicho yang ada di pusat areal hiburan komplitnya Tokyo Jepang, yaitu kawasan ‘red light distrik’. Semoga ikhtiar menyebarkan islam rahmatan lil alamin di tengah penyebaran islam yang keras dan suka mengumbar bid’ah ini diridloi Allah SWT.

[Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Skill Jakarta dan Lumajang yang sedang ‘Mengaji di Jepang’]

Share
Leave a comment