Raport dan Reshufle PGPS dan BBS?

TRANSINDONESIA.CO – Dalam dunia pendidikan dari play group sampai tingkat strata tinggi  memiliki nilai ygan dilaporkan setiap pra semester (3 bulan), semester (6 bulan) menjadi sesuatu hal biasa dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab  bagi guru dan muridnya.

Naik kelas, pindah golongan adalah hal biasa, bila raport baik dan memenuhi standar pasti akan naik kelas bisa pindah atau alih golongan.

Demikian sebaliknya, kalau raportnya merah pada fakultas tertentu dan tidak memenuhi standar maka akan tinggal kelas bahkan bisa di drop out. Justru aneh bila tidak ada penilaian, tidak ada raport, maka akan muncul anekdot kambing diikat lulus juga.

Menjadi luar biasa, raport tatkala diterapkan di lingkungan birokrasi dan institusi-institusi penyelenggara negara. Menjadi heboh muncul isu dan berbagai spekulasi, ditambah lagi kompor-kompor dari pendapat berbagai kalangan dan tekanan berbagai kekuatan politik, ekonomi sampai pertemanan.

Pertanggung jawaban dan penilaian atas kinerja sebenarnya merupakan tugas tanggung jawab dan menjadi kewajiban bagi pejabat-pejabat publik disemua lini yang semestinya ditunjukan kepada publik.

Tugas dan tanggung jawab memegang amanah jabatan merupakan bagian dari profesionalisme dan manfaat bagi masyarakat bangsa dan negara.

         Ilustrasi
Ilustrasi

Ketakutan reshufle dan kasak kusuk menjadi bagian dari mafia birokrasi, mafia jabatan atau broker-broker untuk mempengaruhi dan menekan mempertahankan atau memilih.

Mengapa menilai dan melaporkan menjadi luar biasa? Karena tiadanya standar dan tidak jelas apa yang harus dilakukan, dihasilkan dan yng tidak boleh dilakukan serta sanksinya bila melakukan hal dilarang atau tidak mencapai tujuan.

Selama masih PGPS (pinter goblok penghasilan sama), BBSS (baik buruk sama saja), maka semua akan saling tekan menekan, kasak kusuk menjadi ladang perjuangan mafia-mafia dan pembantaian bagi yang berkualitas dan berinterasi.

Subyektifitas pendekatan personal menjadi core value, jabatan menjadi dewa dan jalan pesugihan. Raport merah menjadi kemarahan, isu reshufle menjadi kesempatan menjatuhkan dan mengangkat kroni. [CDL-30012016]

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share
Leave a comment