Rencana Penurunan Harga BBM, Gubernur BI ‘Melawan’ Jokowi

Pengisian Premium
Pengisian Premium

TRANSINDONESIA.CO – Harga BBM jenis premium saat ini masih berada 2 persen di bawah harga keekonomian. Namun, Presiden Joko Widodo tetap memerintahkan perhitungan ulang sehingga membuka peluang untuk kemungkinan penurunan harga. Rencana tersebut mendapatkan peringatan dari Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

“Coba dihitung lagi. Meskipun kemarin sudah diumumkan oleh Menteri ESDM, tapi ini negara sedang membutuhkan. Tolong dihitung lagi, apakah masih mungkin yang namanya premium itu diturunkan meskipun sedikit,” kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas di kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/10/2015) lalu.

Harga BBM yang di bawah nilai keekonomian bukan tidak diketahui oleh Presiden Jokowi. Mantan Gubernur DKI itu sudah mendapatkan laporan bahwa nilai penjualan BBM jenis premium masih di bawah keekonomiannya.

Permintaan penurunan harga BBM itu juga disampaikan Jokowi sesaat setelah Kementerian ESDM mengumumkan harga BBM per Oktober tidak mengalami kenaikan. Kementerian ESDM juga sudah memutuskan kajian harga BBM selanjutnya baru akan dilakukan pada tiga bulan mendatang.

Rencananya, penurunan harga BBM akan menjadi bagian dari paket kebijakan jilid III yang akan diumumkan Presiden Jokowi pada Senin (5/102015). Paket kebijakan jilid III ini akan langsung menyentuh rakyat karena berkaitan dengan harga BBM dan mencegah PHK massal. Paket kebijakan ini dirilis Jokowi dalam rangka menggairahkan perekonomian Indonesia yang sedang dilanda kelesuan.

Terkait kemungkinan penurunan harga BBM tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengingatkan agar pemerintah membuat perhitungan yang tepat. Perhitungan yang tidak tepat hanya akan menurunkan kredibilitas pemerintah.

“Kalau memang hitung-hitungannya sudah memungkinkan untuk diturunkan, silahkan diturunkan. Tetapi jangan diturunkan saat hitung-hitungannya belum memungkinkan untuk diturunkan. Nanti yang malah terjadi ada sedikit penurunan tetapi kita kehilangan kepercayaan dan kredibilitas,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat.

Agus kembali mengingatkan saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM pada November 2014 lalu. Menurutnya, reformasi subsidi BBM dilakukan saat itu mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih sehat.

Ia berharap, wacana penyesuain harga BBM kali ini yang perlu diperhatikan adalah basis perhitungan dan formulasinya harus transparan.

“Karena ini adalah bagian pendidikan bagi masyarakat dan kredibilitas. Karena publik ingin mengetahui bahwa kalau kita melakukan penyesuaian harga itu masih konsisten sesuai dengan reformasi sektor energi yang kita lakukan,” ujar Agus.

Apabila perhitungan sudah tepat dan transparan serta dilakukan dengan konsisten, lanjut Agus, pihaknya tentu mendukung rencana penurunan harga BBM tersebut.

“(Penurunan BBM) ini jangan untuk popularitas, tapi harus ada akuntabilitas dan mencerminkan kondisi sebenarnya. Jadi kalau mau di-review ya harus kita lakukan dengan disiplin, enam bulan di-review kalau perlu naik ya naik, kalau perlu turun ya turun,” kata Agus.(Rmn/Met)

Share
Leave a comment