Kebakaran Hutan Riau dan Kalbar 99 % Disengaja

titik api di riau Ilustrasi kebarakan hutan di Riau.(dok)

TRANSINDONESIA.co, Jakarta : Kebakaran hutan di Riau dan kalimantan Barat terjadi karena pembakaran yang dilakukan oleh individu atau kelompok masyarakat mencapai 99 persen.

“Bencana asap di Riau dan Kalimantan Barat semakin meluas, sampai Senin (10/2/2014), jumlah titik api pada mencapai 187 titik di Sumatera dengan kebakaran lahan mencapai 99 persen disengaja,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya yang diterima TransIndonesia.co, di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Biasanya kata Sutopo, bencana asap terjadi mulai Mei sampai Juni. Tetapi pada Januari-Februari 2014, bencana asap telah ada di Riau dan Kalbar. Hampir 99 perse kebakaran lahan dan hutan disengaja atau dibakar oleh individu atau kelompok.

Dikatakan Sutopo, musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih kering dibandingkan tahun 2013. Dimana El Nino lemah diperkirakan menambah kering musim kemarau sehingga dapat memicu meningkatnya bencana asap.

Untuk itu, BNPB menyelenggarakan rapat koordinasi antisipasi kebakaran lahan dan hutan pada Selasa (11/2/2014) langsung dipimpin Kepala BNPB, Syamsul Maarif.

Rakor dengan kementerian/ lembaga dari BNPB, Kemenkokesra, Kemhut, Kemtan, KLH, Kemendagri, TNI, Polri, BPBD Jambi, Sumsel, Sumut, Riau, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim.

“Kepala BNPB, menegaskan agar semua menjalankan Inpres No 16/2011 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Kita jangan kecolongan lagi dengan bencana asap sehingga asap menyelimuti negara tetangga,” kata Sutopo.

Pengalaman penanganan tahun 2013 hendaknya dijadikan dasar sehingga bencana asap dapat ditangani sejak dini. Penanganan harus total. Bencana bukan tempat untuk saling berkompetisi tetapi harus berkolaborasi antar berbagai pihak.

Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah penegakan hukum sebagai upaya preventif, dimana Pemda, Polri, Pejabat Penyidik PNS dapat secara aktif melakukan pencegahan. Satgasnas dan satgas di daerah harus segera dibentuk.

Operasi dibagi menjadi 2 yaitu operasi darat dan udara. Operasi darat dilakukan dengan mengerahkan TNI, Polri, Manggala Agni, Satpol PP, BPBD dan lainnya menangani di darat.

Operasi di udara dilakukan dengan pemboman air dari udara dan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan. BNPB akan menyewa pesawat amphibi Be-200 dan helicopter Kamov dari Rusia untuk pembom air.(har)

Share
Leave a comment