Cerita Tutup Tahun Ajaran dan Buka Puasa Bersama di Negeri Jiran
TRANSINDONESOA.CO – Jauh dari tanah tumpah darah dan berjalan dengan kurikulum berbeda di antara lingkungan sekitar, merupakan pengalaman tersendiri yang dialami anak-anak Indonesia yang menuntut ilmu di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.
Anak-anak yang berada pada usia 4 sehingga 19 tahun tersebut bukanlah melakukan pilihan sendiri untuk berada di Kuala Lumpur. Keberadaan orangtua yang menetap di negeri jiran ini yang menjadi alasan mereka bersama sama berseragam berbeda dengan kebanyak siswa lain di Malaysia.
Sebagaimana sekolah di Indonesia, maka kurikulum tingkat satuan pendidikan bersama kurikulum tiga belas dan kalender akademik berlaku di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Mengikuti jadwal ujian dan libur semester yang sama.
Maka adakalanya sekolah kebangsaan maupun sekolah Internasional di Malaysia sedang libur, namun anak anak Indonesia tampak menuju sekolah dengan seragamnya. Begitu juga sebaliknya, anak anak ini balek kampung bersama keluarga atau melewati liburan dengan jalan berbeda sementara anak anak lainnya di negeri ini sedang sibuk dengan tugas di Sekolah.
Pada Jumat 17 Juni 2016, ada kesibukan yang lebih dari biasanya di sekolah yang sangat sibuk ini. Beberapa orangtua dan anggota keluarganya tampak juga berjalan hilir mudik diantara para siswa yang menggunakan pakaian aneka warna.
Para orangtua siswa diundang ke sekolah untuk pengambilan raport siswa dan buka puasa bersama. Kegiatan buka puasa bersama seperti ini biasanya memiliki makna tersendiri dan ditunggu oleh para orangtua peserta didik, para alumni Sekolah, para stakeholder termasuk masyarakat Indonesia lainnya.
Moment begini, artinya berkesempatan silaturahim sebelum meninggalkan Kuala Lumpur untuk melaksanakan Idul fitri di kampung halamannya masing masing di wilayah Indonesia yang luas sekali. Apabila kembali nanti, biasanya setiap orang akan memiliki segudang urusan yang menghambat kegiatan berkumpul seperti ini.
Hari yang sama juga adalah hari penutupan kegiatan pesantren kilat Ramadhan. Armansyah Harahap selaku guru agama dan Pembina rohis mengatakan secara terpisah bahwa kegandrungan anak anak untuk membaca Al Qur an sangat tinggi.
Setiap kelas diminta mengkhatamkan Al Quran sebanyak 3 juz dalam jam pesantren kilat selain materi pada hari berikutnya. Tugas membaca Al Quran itu diselesaikan rata rata oleh mereka selama tiga hari. Semoga kebiasaan ini melekat pada diri mereka dan diterapkan dalam keluarga masing masing.
Pada sesi materi kegiatan pesantren kilat ini diisi oleh ustad Fatturrahman. Menurut Bu Nana yang merupakan perwakilan para orangtua siswa kelas 7.1 , ustad Fatturrahman adalah seorang Hafiz Qur an 30 JUz, MC, Motivator dan duta Al Qur an ke beberapa Negara.
Hal ini dibenarkan oleh Fauzi Rizky, salah seorang siswa yang merasa terhibur dengan atraksi ustad memotong pensil menggunakan uang. Mungkin sekedar hiburan kecil untuk memfokuskan anak anak pada materi ceramahnya.
Kehadiran para orangtua untuk pembagian raport semester dua dan berarti tutup tahun ajaran 2015/2016. Beberapa siswa akan terus melanjutkan di sekolah ini dan beberapa diantaranya akan kembali ke Indonesia bersama orangtua mereka yang pindah tugas atau segera akan pindah tugas. Salah satu guru wali kelas 7.1 yang ditemui Aan Mulyani, mengatakan setelah mengambil raport, seluruh siswa diminta segera mendaftar ulang melalui wali kelas ataupun bagian tata usaha.
Hal ini dimaksudkan supaya dapat memetakan keberadaan jumlah peserta didik yang akan terus dan memperkirakan bangku yang tersedia untuk calon peserta didik baru.
Sekolah Indonesia Kuala Lumpur yang berdiri sejak tahun 1969 adalah satu satunya sekolah dengan kurikulum dan system yang sama dengan system pendidikan di Indonesia. Dengan begitu pilihan orangtua yang ingin anaknya tetap dalam jalur pendidikan Indonesia maka sekolah ini adalah harapan satu satunya.
Sementara, beberapa warga Indonesia memilih untuk memasukkan di sekolah Internasional dengan berbagai tipe dan Negara asal yang menjembatani. Dan beberapa warga Negara Indonesia lainnya memilih untuk memasukkan putra putri mereka di sekolah Kebangsaan Malaysia dengan berbagai alasan, diantaranya karena menghindari kemungkinan tidak mendapat tempat, untuk mendapat keringanan biaya pendidikan dan sebagainya.
Salah seorang orangtua,Taufiq mengatakan keadaannya yang sedang ribet untuk memindahkan 3 putra putrinya ke Jakarta walau sudah mencari kemungkinan sekolah yang dituju. System yang belum terupload atau adanya perubahan mekanisme baru yang terjadi belum dapat dipastikan.
Sedangkan Ustadzah Hanim, mengatakan putranya Afif telah kembali untuk mengikuti testing di Madrasah Aliyah Negeri Medan. Ketika salah seorang ibu memberikan cendera mata kepada salah satu mahasiswa S3 yang menjadi guru privat anaknya mengatakan bahwa putranya akan pindah ke sekolah Internasional untuk memanfaatkan komunikasi yang lebih luas bersama beberapa siswa lain dari berbagai Negara.
Begitulah pendidikan dimana para orangtua juga harus sama berjuang dengan perjuangan putra putri mereka.
Pada kesempatan terpisah, Khairullah yang baru saja diterima menjadi konsultan di perusahaan IT mengatakan bahwa ia dan istrinya sedang berusaha untuk bisa mendapatkan tempat di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.
Alasan sederhana tapi sangat kuat diungkapkannya adalah supaya anak anaknya tetap dalam warna Indonesia dan memiliki kecintaan mendalam terhadap Indonesia.
Buka Puasa Bersama
Acara buka puasa bersama tahun 2016 ini terasa berbeda dalam keteraturan yang telah dirasakan oleh para undangan yang datang.
Sejak hadir di pintu gerbang, setiap orang akan disapa oleh beberapa siswa dengan assalamu’alaikum dan bertanya, “Bapak/ibu baru datang?”
Jika baru datang siswa tersebut langsung memberikan kupon dengan warna berbeda. Ketika Manesha Tsani, siswa tersebut ditanya itu kupon apa dan mengapa warnanya berbeda dengan warna kupon undangan lainnya yang berjalan di sebelah, dia menjawab bahwa kupon ini untuk pembagian makanan dan takjil berbuka. Bapak dan Ibu serta keluarga dapat mengambil pada meja yang bersesuaian dengan warna kupon ini ketika akan berbuka nanti.
Alhamdulillah acara berbuka puasa bersama keluarga besar sekolah Indonesia Kuala Lumpur tahun ini berjalan jauh lebih tertib dari tahun sebelumnya.
Joko Satria, salah seorang alumni mengatakan bahwa tahun inilah cara pengaturan yang lebih tertib.
Sedangkan Sudirman sebagai waka kesiswaan mengatakan, tahun lalu terjadi sedikit kericuhan karena ada yang mengambil lebih sementara diantara para guru ada yang tertahan makannya karena makanan yang disediakan telah habis.
Keberhasilan pengelolaan acara buka bersama keluarga besar SIKL juga warga masyarakat Indonesia tahun ini patut disyukuri dan tak lepas dari kendali kepala sekolah yang memimpin SIKL di tengah tahun ajaran, H.Drs Agustinus Suharto, M.Pd. walau tak banyak memberi instruksi, beliau mengitari halaman sekolah dan memantau setiap perkembangan.[Rugaya]