Pilot Wanita Ukraina Hentikan Mogok Makan

TRANSINDONESIA.CO – Pilot Ukraina Nadiya Savchenko, yang mogok makan sejak pekan lalu untuk memprotes kasus kriminal yang diajukan Rusia terhadapnya, telah mulai minum, kata pengacaranya.

Nikolai Polozov menulis di Twitter hari Kamis (10/3/2016) bahwa kliennya telah menghentikan aksi mogok makannya, sehari setelah hadir di pengadilan untuk menghadapi tuduhan ia membunuh dua wartawan Rusia dalam serangan mortir tahun 2014 di kawasan Luhansk, Ukraina.

Hari Rabu, sewaktu Savchenko hadir di ruang pengadilan Rusia untuk menghadapi tuduhan-tuduhan itu, Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengunggah video di media sosial yang menyebut penyidangan Savchenko adalah “lelucon” yang dilakukan di sebuah pengadilan palsu.

Perwira militer wanita Ukraina yang ditahan, Nadezhda Savchenko, di pengadilan Donetsk, Rostov-on-Don, Rusia.[AP]
Perwira militer wanita Ukraina yang ditahan, Nadezhda Savchenko, di pengadilan Donetsk, Rostov-on-Don, Rusia.[AP]
Savchenko diadili di Rostov-on-Don, Rusia Selatan. Hakim dalam kasusnya telah mengumumkan bahwa Savchenko akan divonis pada 21-22 Maret.

Nadezhda Savchenko, yang bergabung sebagai relawan dalam batalion yang bertempur melawan kelompok separatis dukungan Rusia di Ukraina bagian timur dan dituduh terlibat dalam tewasnya dua wartawan Rusia di sana, melanjutkan mogok makan dan menolak minum setelah didengar keterangannya Kamis lalu.  Para pendukung hak-haknya khawatir ia akan tewas, apabila tetap menolak untuk minum.

Mark Feygin, pengacara Savchenko, hari Kamis memperlihatkan surat yang ditulis wanita tersebut yang mengatakan ia setuju minum namun bersikukuh untuk melanjutkan mogok makan.

“Saya akan berbuat apapun yang saya mampu untuk menyelematkan diri untuk pertempuran yang akan datang dan kemenangan bagi Ukraina dan untuk tegaknya kebenaran,” demikian kutipan pernyataannya.

Hari Rabu Feygin memposting sebuah surat yang menurutnya ditandatangani oleh Presiden Ukraina Petro Poroshenko, yang berjanji untuk “berbuat apapun yang dibutuhkan” untuk melepaskan Savchenko dan menawarkan pekerjaan di pemerintahan.  Namun demikian, kantor pers Presiden Poroshenko hari Kamis menyatakan bahwa presiden tidak pernah mengirimkan surat, dan Feygin mengakui kalau itu adalah surat palsu.

Savchenko ditangkap kelompok separatis pro-Rusia pada bulan Juli 2014 dan kemudian muncul sebagai tahanan di Rusia.  Ia mengatakan kelompok separatis telah menyerahkannya ke pihak Rusia, yang membawanya melintasi perbatasan.  Moskow menyatakan Savchenko kabur dari kelompok pemberontak dan melintasi perbatasan seorang diri dimana kemudian ia ditangkap.

Para pejabat puncak di Ukraina dan tempat lainnya telah memberi dukungan bagi pembebasan Savchenko dan menyebutnya sebagai tawanan perang.

Para pejabat Rusia telah menolak untuk mendiskusikan kemungkinan adanya pertukaran tawanan sementara Savchenko menunggu putusan pengadilan, yang diharapkan akan diperoleh di akhir Maret.

Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Vladimir Putin, hari Kamis mengatakan kepada para wartawan bahwa Kremlin “mencatat” pernyataan Poroshenko seperti yang dilaporkan demikian pula dengan keputusan Savchenko untuk minum namun menolak untuk berkomentar lebih jauh.[Voa/Nov]

Share