TRANSINDONESIA.CO – Pemuda memiliki potensi yang patut dibanggakan dalam setiap generasi. Kecerdasan, semangat yang tinggi, idealitas yang dimilikinya ditambah dengan pemikiran yang kritis serta kepeduliannya terhadap masyarakat menjadi modal utama untuk membangun sebuah negara yang lebih maju.
Namun apa jadinya nasib sebuah negara jika kaum pemuda tidak lagi mampu diharapkan? Apa jadinya jika pemuda telah kehilangan identitasnya sebagai penerus bangsa?
Faktanya, pemuda saat ini memang telah kehilangan identitasnya hingga pada titik nadir. Potensi-potensi yang seharusnya dimiliki oleh pemuda saat ini tidaklah nampak kecuali hanya sedikit saja.
Krisis sosial, krisis moral serta arogansi yang tinggi inilah yang justru menjangkit pemuda saat ini. Kasus tawuran antar pelajar menjadi sebuah daftar hitam yang tak kunjung selesai.
Tidak hanya sebatas itu, seks bebas, minum-minuman keras, narkoba bahkan geng motor pun telah menjadi sebuah siklus kehidupan pemuda saat ini. bahkan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pemuda pun kerap kali terjadi.
Kehidupanpun kini telah berubah menjadi hukum rimba yang amat mengerikan, yang kuat memangsa yang lemah.
Tentu kita tidak ingin terus-menerus seperti ini. Siapakah kelak yang akan menggantikan bangsa jika keadaan pemuda pun sudah tidak karuan seperti ini?
Pemuda telah kehilangan identitasnya bahkan potensinya menjadi lemah dan hancur akibat virus yang mengidap di negeri ini, yaitu virus kapitalisme. Kapitalismelah yang menjadi biang kerok utama atas segala kerusakan yang terjadi pada kehidupan pemuda.
Oleh: Abdullah Rasyid (Seknas Boemi Poetrea)