TRANSINDOENSIA.CO – Aksi mogok nasional buruh yang turun ke jalan berdemonstrasi dalam rangka mogok nasional di Bundaran Hotel Indonesia. (HI), Rabu (10/12/2014) berlangsung tertib dan aman.
Aksi mogok nasional buruh itu dilakukan untuk menuntut kenaikan upah buruh menjadi Rp3,1 juta per bulan dan penolakan atas kebijakan pemerintah yang menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Massa buruh juga melakukan aksi teatrikal yang diperagakan oleh Front Perjuangan Rakyat (FPR) dan Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI).
Menurut Ketua GSBI Bekasi, Supriyanto, aksi tersebut sebagai bentuk kegelisahan masyarakat akibat kebijakan pemerintah saat ini.
“Buruh capek hanya dimanfaatkan elite politik, kebijakannya belum berpihak pada rakyat, hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu,” ujar Supriyanto, saat berorasi di hadapan ribuan rekan-rekannya.
Supriyanto mengatakan, aksi ini juga sebagai bentuk penolakan terhadap kenaikan harga BBM dan juga tuntutan upah minimum Provinsi dinaikkan.
“Kami ingin upah minimum provinsi naik, Walikota Bekasi sih sudah setuju naikin bulan Januari, tapi ya diliat saja nanti,” kata salah seorang pendemo.
Sedangkan Koordinator FPR dan juga Ketua umum GSBI Pusat Rudi HB Daman, mengatakan, saat ini upah minimum pekerja masih belum sesuai.
“Kami inginnya upah minimum pegawai bisa mencapai Rp3,1 juta bahkan lebih. Ini berlaku untuk nasional, tidak hanya Jakarta atau Bekasi saja,” kata Rudi.
Aksi buruh yang memecatkan ruas jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin, sampai ribuan buruh membubarkan diri dengan tertib sejak pukul 17.00, berangsur-angsur para buruh meninggalkan Bundaran HI yang menjadi lokasi aksi ke daerah mereka masing-masing di Jabodatabek.(dam/lin/mat)