Korea Utara Luncurkan Rudal Saat AS-Korea Selatan Latihan Militer

TRANSINDONESIA.co | Korea Utara hari Minggu (19/3) meluncurkan rudal balistik jarak pendek ke laut yang merupakan bagian dari uji coba rudal negara itu, dan sekaligus menanggapi latihan militer Amerika dan Korea Selatan yang sedang berlangsung dan dinilainya sebagai latihan invasi.

Kelanjutan uji coba rudal Korea Utara ini menunjukkan tekad kuat untuk tidak mundur meskipun Amerika dan Korea Selatan sedang melangsungkan latihan militer bersama, yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir ini. Banyak pakar mengatakan uji rudal ini juga merupakan bagian dari tujuan Korea Utara yang lebih besar untuk memperluas persenjataannya dan meraih pengakuan dunia sebagai negara nuklir agar sanksi-sanksi internasional yang diberlakukan terhadap negara itu dapat dicabut.

Menurut kajian Korea Selatan dan Jepang, rudal yang diluncurkan dari barat laut Tongchangri itu terbang melintasi Korea Selatan, sebelum mendarat di perairan lepas di pantai timurnya. Ditambahkan, rudal itu menempuh jarak sekitar 800 kilometer, jarak yang menunjukkan bahwa senjata itu kini dapat menarget Korea Selatan.

Utusan-utusan utama untuk nuklir dari Korea Selatan, Jepang dan Amerika membahas peluncuran rudal Korea Utara itu melalui telepon; dan mengecam keras hal itu sebagai provokasi yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea dan wilayah tersebut. Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, ketiga utusan itu sepakat memperkuat koordinasi untuk mengeluarkan tanggapan internasional yang tegas terhadap tindakan Korea Utara itu.

Sementara Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya tetap melanjutkan latihan bersama dengan Amerika secara menyeluruh dan mempertahankan kesiapan untuk menanggapi “secara luar biasa” setiap provokasi Korea Utara.

Sebagai bagian dari latihan itu, Amerika pada hari Minggu menerbangkan pesawat pembom jarak jauh B-1B untuk latihan tempur bersama pesawat Korea Selatan. Korea Utara sangat sensitif terhadap keberadaan pesawat pembom jarak jauh B-1B yang mempu membawa muatan senjata konvensional yang sangat besar.

Wakil Menteri Pertahanan Jepang Toshiro Ino mengatakan rudal Korea Utara itu mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, dan tidak ada laporan tentang kerusakan kapal atau pesawat. Ditambahkannya, rekam jejak rudal itu menunjukkan lintasan yang tidak teratur, merujuk pada rudal KN-23 berkemampuan nuklir yang dapat bermanuver sebagaimana rudal Iskander milik Rusia.

Komando Indo-Pasifik Amerika mengatakan peluncuran rudal Korea Utara itu tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap wilayah Amerika atau sekutunya. Namun peluncuran itu menyoroti “dampak destabilisasi program senjata Korea Utara yang melanggar hukum,” dan bahwa komitmen Amerika terhadap Jepang dan Korea Selatan tetap kokoh.

Peluncuran itu merupakan putaran ketiga uji senjata Korea Utara sejak militer Amerika dan Korea Selatan memulai latihan bersama 13 Maret lalu. Latihan yang meliputi simulasi komputer dan latihan lapangan ini akan berlanjut hingga 23 Maret. Latihan lapangan ini adalah yang terbesar sejak tahun 2018.

Senjata yang baru-baru ini diuji Korea Utara, termasuk rudal balistik antar benua ICBM Hwasong-17 jarak jauh, dirancang untuk menyerang daratan Amerika. Media pemerintah Korea Utara mengutip pemimpin Kom Jong Un yang mengatakan peluncuran rudal itu ditujukan untuk “menebarkan ketakutan pada musuh.” [voa]

Share