Puncak “Oktober” Bulan Peduli Down Syndrome Gelar Bakat dan Karya “Aku Ada Aku Bisa” di Thamrin 10 F&CP Jakarta

“Let’s Raise up Down Syndrome Awareness”

TRANSINDONESIA.co | Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) menggelar “Oktober” Bulan Peduli Down Syndrome (Down Syndrome Awareness Month) 2022, mengusung tema “Let’s Raise up Down Syndrome Awareness” dengan menampilkan berbagai kegiatan edukasi dan lomba hingga bazar amal.

“Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap down syndrome. POTADS menyadari masih banyak stigma yang melekat erat pada penyandang down syndrome. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya miskonsepsi mengenai mereka seperti, dianggap idiot, tidak memiliki kemampuan apapun, tidak memiliki masa depan, dan membawa pengaruh buruk bagi masyarakat. Dibeberapa konten di media sosial pernah dijumpai tayangan yang menjadikan penyandang down syndrome sebagai bahan tertawaan dan ejekan,” kata Ketua Pelaksana Down Syndrome Awareness Month 2022, Tika Kartika Sari ditemui disela-sela kegiatan di antaranya lomba membuat video edukasi tentang down syndrome, bazar amal, Down Syndrome Fashion Week, dan Down Syndrome Support Squad Fun Walk, pada puncak acara “Oktober” Bulan Peduli Down Syndrome (Down Syndrome Awareness Month) 2022, di Thamrin 10 Food & Creative Park (F&CP), Jakarta, Ahad 23 Oktober 2022.

Pembukaan acara Down
Syndrome Awareness Month 2022 ditandai menabuh drum oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi DKI Jakarta, Uus Kuswanto, S.Sos,M.A.P, dan Direktorat Usia Produktif dan Lansia Kementrian Kesehatan, dr. Astuti, sekaligus melepas funwalk anak anak down syndrome diiringi terompet dan marching band.

Ketua Umum Yayasan POTADS, Eliza Octavianti Rogi, menyatakan POTADS bersama para orang tua anak dengan down syndrome terus menerus melakukan upaya untuk mematahkan stigma negatif di tengah masyarakat.

“Berbagai kegiatan diadakan secara rutin untuk menunjukkan kepada masyarakat, bahwa
penyandang down syndrome sama seperti manusia lainnya. Memiliki down syndrome memang berarti mereka memiliki keterbatasan dalam fungsi
intelektual. Namun mereka tetaplah individu yang memiliki perasaan, potensi, serta harapan. Mereka pun memiliki kemampuan, bakat, dan talenta, yang jika di asah dan diberi wadah, maka mereka akan mampu berprestasi dan berkarya, ungkap Eliza.

Trans Global

Dikatakan Eliza, event Down Syndrome Awareness Month merupakan momen yang tepat untuk menunjukkan kepada masyarakat berbagai kemampuan yang dimiliki oleh penyandang down syndrome.

“Tujuannya agar masyarakat memperlakukan mereka sama seperti insan manusia lainnya, mau melibatkan dan memberi mereka peluang untuk mengembangkan diri, serta mengakui kemampuan mereka. Mereka (anak down syndrom_red) memang berbeda, tapi tidak untuk dibeda-bedakan,” ucap Eliza.

Sebelumnya, Down Syndrome Fashion Week POTADS bekerjasama dengan beberapa desainer menggelar fashion show
dengan model-model penyandang down syndrome, di Pisa Kafe Mahakam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Jumat 14 Oktober – Ahad 16 Oktober 2022.

Para model peragaan busana dengan tema “The Colour of Down Syndrome Journey”. Busana yang ditampilkan meliputi pakaian, scarf, dan sepatu. Tema “The Colour of Down Syndrome Journey” melambangkan perjalanan dan warna-warni kehidupan para penyandang down syndrome.

Anak anak yang memiliki down syndrome menunjukan bakat dan kemampuan mereka dalam olahraga bela diri karate pada puncak acara “Oktober” Bulan Peduli Down Syndrome (Down Syndrome Awareness Month) 2022,di Thamrin 10 Food & Creative Park (F&CP), Jakarta, Ahad 23 Oktober 2022. [Transindonesia.co /POTADS]

Lebih lanjut Eliza mengatakan pada awal kehidupan mereka (down syndrome) berjuang untuk mengatasi berbagai penyakit yang menyertai mereka, serta melakukan terapi terus menerus untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya.

“Di sisi lain, mereka tetaplah anak-anak dengan dunia bermain yang ceria dan bahagia,” ungkap Eliza.

Eliza menyatakan, ketika mereka tumbuh besar, mereka menunjukkan minat pada berbagai bidang dan menggali potensi dirinya.

“Begitu pula ketika menapak usia remaja dan dewasa, mereka mengembangkan dirinya menuju kemandirian,” pungkas Eliza.

Down Syndrome Awareness Month melibatkan berbagai pihak dan dukungan desainer dan brand dalam fashion show yakni, Lutfigani, Indonesia Fashion Chamber Chapter Jakarta, Belowcepek.com, Bohopanna, Athaya Shoes,
Nusantara by Arien, Carys Cares, Pesona Sasirangan, Wearluca, ZAF, dan Lamani
Collection.

“Keterlibatan para desainer dan brand ini bersifat sosial, sebagai bukti dukungan kepada penyandang down syndrome dalam menunjukkan bakat mereka di bidang modelling,” jelas Tika Kartika Sari.

Memeriahkan puncak Down Syndrome Awareness Month, pentas seni kolaborasi penampilan seni penyandang down syndrome berkolaborasi dengan komunitas seni lainnya terdiri dari fun walk, zumba, dan pentas seni kolaborasi oleh 400 orang yang berasal dari keluarga penyandang down syndrome dan masyarakat umum melakukan funwalk berbaur dengan masyarakat umum di rute car free day (CFD) Jalan MH Thamrin. Dlanjutkan dengan senam Zumba dengan instruktur Riana Bismarak, ZIN, Pound Pro & Strong Nation Instructor.

Tidak ketinggalan, penampilan angklung, drumband, menari, perkusi dimbe, dan karate.

Karya seni down syndrome juga memamerkan kelas art & craft. Ada juga stand kopi, dengan Barista penyandang down syndrome menunjukkan kebolehannya meracik kopi dan menerima orderan pengunjung yang hadir.

Pada acara ini penyandang down syndrome membaur secara langsung dengan masyarakat umum, menunjukkan bahwa mereka mampu berinteraksi sebagaimana manusia lainnya.

“Acara ini menunjukkan bakat dan talenta mereka. Sebagaimana motto POTADS untuk penyandang down syndrome; Aku Ada Aku Bisa. Mereka Ada dan Mereka Bisa,” tutup Tika.[amh]

Share