TRANSINDONESIA.CO – Ramadhan tahun ini bertepatan dengan even sepakbola terbesar dunia, yaitu Piala Dunia 2014. Bagaimanapun, puasa Ramadhan terasa lebih rumit bagi puluhan pemain Muslim yang masih bertahan di turnamen. Terkait hal tersebut FIFA menerjunkan komisi untuk mengkaji efek puasa dalam Piala Dunia kali ini.
Banyak pihak khawatir kelembaban dan suhu tinggi di Brasil, terutama di sepanjang pantai utara dan di Amazon, akan membuat tingkat dehidrasi lebih tinggi di kalangan para pemain muslim. Beberapa negara yang memiliki pemain muslim, seperti Aljazair, juga dikhawatirkan akan mengalami kerugian.
Seorang profesor di bidang nutrisi olahraga dari Universitas Lougborough, Ron Maughan, mengatakan, kerugian itu hanya sedikit. Sebelumnya Maughan telah meneliti efek puasa pada atlet Olimpiade London 2012.
Ketika itu Ramadhan juga bertepatan dengan acara olahraga besar. Ia menemukan puasa berefek besar pada olahraga berat seperti marathon tapi dari keseluruhan olahraga yang diteliti, efeknya kecil.
“Ada begitu banyak variabel dalam sepak bola sehingga hampir mustahil untuk menunjukkan efek,” kata Maughan.
Dia menambahkan,”Dalam sepakbola, ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil, tapi permainan sering ditentukan oleh margin terkecil.”
“Mungkin adil untuk mengatakan tidak ada dampak yang besar,” katanya.
Ketua komite medis FIFA, Michel D’Hooghe mengatakan, efek puasa terhadap performa pemain tergantung dari tingkat adaptasi pemain itu sendiri.
“Jika Anda melakukannya dengan cerdas, maka Anda dapat beradaptasi dengan sempurna. Sebelum matahari terbit, mereka memiliki cukup hidrasi untuk pergi melalui seluruh hari.” ujar dia seperti dilansir New York Time.(rep/dhon)