Inflasi dan Ancaman Kekurangan Pangan Dorong Rusia Berunding dengan Turki

TRANSINDONESIA.co | Perang di Ukraina mengancam akses dunia ke gandum, memicu kenaikan harga yang dramatis dan kekurangan pangan. Para pejabat menyebut situasi itu mengkhawatirkan.

Jakob Kern adalah koordinator Program Pangan Dunia di Ukraina.

“Ukraina adalah pengekspor gandum terbesar kelima di dunia. Negara itu termasuk tiga besar untuk ekspor jagung, barley dan biji bunga matahari. Produksi gandum pada 2021 sekitar 40 juta ton, dan 50 juta ton lagi untuk jagung, barley dan biji bunga matahari. Sebelum konflik, Ukraina memberi makan dunia. Kini, mereka membutuhkan bantuan untuk memberi makan diri mereka sendiri,” ujarnya.

Ukraina dan beberapa sumber Barat menuduh Rusia mencuri gandum Ukraina dan membawanya ke wilayah Rusia. Rusia berkali-kali membantah tuduhan itu.

Turki adalah negara yang berpengaruh bagi Rusia. Terletak di selatan Laut Hitam, Turki telah menempatkan diri sebagai mediator utama dalam situasi tersebut. Pertemuan di Iran antara Rusia dan Turki, menurut para pakar, adalah kesempatan baru untuk menemukan solusi.

Alexey Malashenko adalah analis di Institut Dialog Peradaban, organisasi penelitian di Moskow. Kepada VOA melalui Skype, ia mengatakan, “Satu-satunya hal, yang saya yakini, akan mereka sepakati adalah masalah ekspor gandum. Ini adalah masalah pribadi dan menurut saya itu akan diselesaikan dengan cara ini atau dengan cara yang lain, tetapi bukan tanpa masalah. Menurut saya, Turki dan Rusia tertarik pada isu itu.”

Ini adalah pertemuan pertama Putin dengan presiden Turki sejak Rusia mengerahkan pasukannya ke Ukraina. Pertemuan Putin di Teheran terjadi setelah Rusia berulang kali bersikeras bahwa negara itu tidak bertanggung jawab atas krisis pangan yang terjadi atau aksi militer di Ukraina. Menurut presiden Rusia itu, tuduhan tersebut muncul dari apa yang disebutnya “sikap Barat yang fobia terhadap Rusia.”

Putin menambahkan, “Saya tekankan sekali lagi: masalah tidak muncul hari ini, dan bahkan tidak dalam tiga bulan ini. Rusia sama sekali tidak bisa disalahkan untuk itu, berlawanan dengan apa yang kini dikatakan sebagian demagog, yang mencoba menyalahkan negara kami atas apa pun yang terjadi pada ekonomi dunia.”

Kelangkaan dan inflasi di antara produk makanan pokok sudah menjadi kenyataan, tidak hanya di Barat, tetapi juga di Rusia. Itu pula yang antara lain mendorong Rusia untuk datang ke meja perundingan, membahas pemulihan aliran gandum Ukraina.[voa]

Share