BLI Siap jadi Agregator Logistik Holding BUMN Pangan Indonesia
TRANSINDONESIA.co | Usai dilantik oleh Menteri BUMN pada Desember 2021 lalu, Budi Susanto, Dirut PT. BGR Logistik Indonesia (BLI) yang baru, langsung bergerak cepat. Di awal Januari 2022, bersama dengan direksi lainnya, beberapa cabang dia datangi.
“Kami terus melakukan koordinasi/konsolidasi dengan beberapa cabang, sekaligus mapping SDM yang ada dan tentunya guna memenuhi target yang diamanatkan di 2022 oleh para pemegang saham dan stakeholder,” ujar Budi di ruang kerjanya pada Rabu (19/1/2022) pagi ini.
Lebih lanjut Budi menegaskan, pasca merger dan menjadi anak perusahaan PT. PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia), BLI siap memainkan peranan yang signifikan dalam mata rantai logistik holding pangan.
“Sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman di bidang logistik, kami siap memberikan solusi jasa logistik berbasis digital dan tentunya terpercaya, karena memiliki jaringan luas dengan solusi terintegrasi, kompetitif, andal dan terpercaya,” kata Budi.
Penunjukan BLI sebagai Provider Logistik BUMN Holding Pangan akan menjadi agregator logistik seluruh Holding BUMN Pangan. Perusahaan yang awalnya bernama PT. Bhanda Ghara Reksa ini berdiri pada 11 April 1977 berdasarkan PP No. 25 tahun 1976 di Semarang, Jawa Tengah.
“Tugas baru itu, membuat kami fokus, meski sebelumnya kami telah melayani RNI, PPI, Pelindo, Sang Hyang Sri dan beberapa BUMN lainnya jauh sebelum holding ini terbentuk, namun secara parsial saja. Sekarang, ketika holding kemana pun mereka bergerak, maka kita akan support abis,” ujarnya.
Bhanda (Harta) Ghara (Negara) Reksa (Memelihara) dalam makna filosofisnya, memelihara benda/hartanya negara. Tugas awalnya ketika didirikan adalah mengawal deliveri pupuk bersubsidi pemerintah, sehingga gudang-gudang yang didirikan untuk itu lekat dengan sentra-sentra produksi pertanian yang tersebar di Jawa, Bali dan Kalimantan Selatan, di awalnya ada 32 gudang yang dibangun pada medio 1975-1977 yang diinisasi oleh Departemen Perdagangan (saat itu) yang sekarang kapasitasnya menjelma menjadi 1 juta meter persegi yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kita sejatinya mengelola ‘bondo’nya negara, makanya jangan salah kelola, karena itu akan mengkhianati filosofi dari nama perusahaan ini,” jelas Budi.
Transformasi perusahaan logistik berbasiskan digital sudah lama dilakukan, dengan menawarkan produk-produk layanan andalan mereka seperti: Warehousing, Logistics Services dan Supply Chain Management Profider. Gudang (Smart Warehouse).
BLI mengelola 600 gudang yang terintegrasi sistem Warehouse Integrated Application (WINA) terdiri dari gudang milik, gudang sewa dan gudang manajemen. Smart fleet (armada) terintegrasi dengan sistem Fleet Integrated and Order Monitoring Applications (FIONA) yang mudah diakses oleh para pelanggan dan keberadaannya bisa dipantau real time dengan radio komunikasi dan GPS. Selain penerapan WINA dan FIONA, sistem logistik berbasiskan digital di BLI juga menerapkan teknologi digital seperti, Aplikasi Nota Dinas Internal, Dokumen dan Administrasi (ADINDA), Monitoring Aset, Lisensi, Software dan Aplikasi (MONALISA), Sistem Informasi Kepegawaian (SISKA), Collateral Management System (CMS), Warehouse Receipt System (SRG), Record Management Service (RMS).
“RKAP BLI 2022, menargetkan pendapatan kami di angka Rp831 M, namun kami yakin bisa melampaui target itu hingga nantinya menyentuh angka Rp1 T,” lanjut Budi.
Budi Santoso bukanlah orang baru di BLI, mengawali karir di BGR sejak 1993 dan meniti karir sebagai VP Logistic Operation BGR Logistics, VP Supply Chain & WIS Operation BGR Logistics, VP Marketing BGR Logistics, VP Integrated Logistic BGR Logistics, Direktur Komersial BGR Logistics. Sehingga tidak heran, jabatan Dirut BGR/BLI pun direngkuhnya, kini.
Ekspektasi pendapatan yang akan diraih itu bukanlah angka yang fantastis. Meski menurut Energy, Direktur Keuangan, SDM, dan Business Support, masih dibutuhkan suntikan modal sebesar 100 M, “Agar kinerja kami maksimal, tambahan 100 milyar itu akan sangat membantu, khususnya peran sebagai mata rantai logistik Holding BUMN Pangan. PPI selaku holding siap mensupport kami. Namun bukan hanya langkah itu saja yang diambil untuk memperkuat kinerja kami. Beberapa langkah lain pun kami lakukan, salah satunya dengan upaya menggandeng Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM)”.
Lebih lanjut Egy, panggilan akrab Direktur Keuangan, SDM dan Business Support menjelaskan, BLI akan melakukan sinergi sinergi sehingga akan menciptakan ekosistem bagi BUMN Klaster pangan khususnya, BLI dan penyedia jasa pendukung kegiatan usaha dan operasional BLI (vendor), inisiasi pendekatan ke LPDB, merupakan langkah unutk menciptakan ekosistem. Meski fokus LPDB ada pada koperasi, namun vendor-vendor kita seperti penyedia trucking, penyedia excavator, penyedia bongkar muat itu semua kan para UMKM. Kita upayakan memfasilitasi mereka agar mendapatkan skim pembiayaan yang bisa support mereka.
“Kita baru ketemu mereka (LPDB) pada Selasa(11/1/2022) kemarin, baru inisiasi aja, belum ada tindak lanjut seperti analisa dan lain sebagainya. Namun BLI, akan tetap konsisten membangun ekosistem sebagai provider Logistik BUMN Holding Pangan, dimana para UMKM yang handal akan jadi bagian dari ekositem ini,” katanya.
Kemampuan Egy, dalam menyinergikan potensi support finance bukan hal asing baginya. Egy, sebelum bergabung di PT. BGR pada 2020, lama berkecimpung di lembaga keuangan PT. Bahana Artha Ventura.
Sehingga, tidak heran terobosan yang cukup signifikan di sisi pembiayaan pun sudah dia siapkan dengan matang. Contohnya,”Saat saya bergabung di BGR, kami yang tentunya dengan support direktur keuangan dan direktur utama mencoba bukan line-line dengan pihak perbankan, khususnya HIMBARA, sehingga kita bisa mendapatkan berbagai fasilitas dari perbankan untuk kegiatan operasional BGR, salah satunya Non Cash Loan (NCL), yang memudahkan kami dalam penerbitan bank garansi maupun SKBDN.
Lebih lanjut Egy menjelaskan,”Bagi perbankan kepercayaan kepada sebuah perusahaan selain karena kinerja perusahaan, mereka akan liat juga profil direktur keuangannya. Di sini saya berupaya agar level of trust BLI itu meningkat di mata lembaga keuangan baik bank maupun non bank”.
Sebagai penanggung jawab operasional, Syalendra, Direktur Komersial dan Operasional BLI pun membagikan jurus andalannya,”Dalam bisnis jasa, pelayanan kepada pelanggan adalah yang utama. Menjaga kepercayaan pelanggan, menjaga layanan secara konsisten akan membuat pelanggan loyal dan akan selalu menggunakan jasa BLI”. Yang menjadi perhatian Syalendra dalam hal operasional excellence BL adalah peningkatan quality revenue, pengelolaan modal kerja dan mekasimalkan transformasi digital di seluruh aspek, guna meningkatkan kualitas pelayanan dan efiseiensi pelayan dalam bisnis BLI ke depan.[mic]