Nahdliyin Diminta Tak Tathorruf dalam Pilpres

prabowo-no-1Pasangan capres dan cawapres

TRANSINDONESIA.CO – Kaum Nahdliyin diharapkan tidak terbawa arus dukung-mendukung calon presiden dan wakil presiden secara berlebihan tathorruf. Sikap tathorruf dapat mengakibatkan seseorang mengabaikan prinsip keseimbangan dan  jalan tengah yang mestinya menjadi sikap seorang warga NU itu sendiri.

“Terus terang saya sempat pangling dan tidak kenal apakah pernyataan yang keluar dari beberapa tokoh NU lokal atau nasional itu bersumber dari ajaran NU atau bukan,” kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf, Minggu (22/06).

Menurut mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode tersebut,  tokoh-tokoh itu sepertinya kehilangan pegangan ketika terjebak kegairahan yang berlebihan dalam mendukung capres dan cawapres pilihannya.  Mereka memuji berlebihan terhadap capres dukungannya dan mencela habis-habisan terhadap yang tidak didukung.

Bahkan, yang sangat disesalkan Slamet adalah para pendukung capres dan cawapres tersebut menggunakan dalil-dalil agama. Seolah-olah pilpres adalah perkara hidup mati paham keagamaan NU.

“Padahal sama sekali tidak ada hubungannya dengan NU, apalagi paham keagamaanya”, ujar Slamet.

Slamet berharap situasi ini dapat diakhiri dengan sekali lagi menyadari bahwa NU bersikap netral dalam setiap peristiwa politik praktis. NU tidak boleh menjadi organisasi partisan.

Untuk itu, Slamet mengajak agar menjadikan NU sebagai panutan dalam sikap kenegarawanan yang mengedepankan kemuliaan moral dan kejujuran dalam kehidupan kebangsaan Indonesia.(pi/lin)

Share