Karhutla Meluas, BNPB : Hentikan Pembakaran Hutan

TRANSINDONESIA.CO – Kepala BNPB Doni Monardo mengimbau menghentikan kebakaran hutan dan lahan (karthutla) yang semakin meluas di wilayah Riau.

Doni mengingatkan kembali bahwa “Pencegahan secara maksimal jauh lebih baik dan efektif daripada pemadaman. Apabila sudah terjadi kebakaran, dampak yang besar akan mempengaruhi segala aspek kehidupan baik sosial, kesehatan, maupun keamanan,” kata Doni di Media Center Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Karhutla di Pekanbaru, sebelum bertolak memantau karhutla ke Desa Sungai Tohor, Kabupaten Meranti, Riau, Jumat (2/8/2019).

Bersama Gubernur Riau Syamsuar, Doni menyatakan karhutla di Riau berdampak sangat besar akibat asap karhutla yang terjadi setiap tahun.

Doni menyampaikan kasus kenaikan penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) jangan seperti tahun 2015 lalu. “Energi sebagai bangsa jangan hanya tersedot untuk urusan kebakaran hutan dan lahan saja,” katanya.

Doni yang juga didampingi Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead melakukan kunjungan dengan tujuan mengajak semua elemen baik Forkopimda, dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat dan media massa untuk saling mengingatkan bahaya karhutla.

“Bencana yang marak terjadi akibat ulah manusia tidak hanya merugikan manusia tetapi juga ekosistem alam Riau,” kata. Doni.

Menyikapi bencana asap di Riau perlu kesadaran bersama untuk mmeghentikan karhutla. “Saya yakin bisa, kita mengajak mereka yang masih membakar di wilayah tertentu (teridentifikasi karhutla) untuk sadar, ” ujarnya.

Menurut Doni, masyarakat Riau berjumlah sekitar 6,3 juta tidak mungkin untuk pindah ke planet lain atau provinsi lain. “Karena itu, alam harus dijaga bersama-sama,” ucapnya.

Untuk menghentikan karhutla strategi BNPB menerjunkan personel gabungan untuk pemadaman 1.512 orang dari TNI, Polri, BPBD, Masyarakat Peduli Api, dan kementerian/lembaga.

“Saat ini 17 helikopter dan 1 pesawat teknologi modifikasi cuaca beroperasi di Riau. Strategi pemadaman, membutuhkan pengerahan personel. Apabila di Pelelawan di bagian hulu bertambah potensi karhutla, personel segera harus digeser. Demikian juga apabila diperlukan penambahan personel untuk operasi pemadaman,” terangnya.

Sementara, Data BPBD Provinsi Riau, Jumat (2/8/2019), mencatat total luasan lahan terbakar sampai 23 Juli 2019 sebanyak 4.041,94 ha, sedangkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) dalam kondisi baik hingga sedang. Saat ini, petugas tengah melakukan pemadaman di lokasi kebakaran di Pelalawan, Siak, Indragiri Hilir dan Bengkalis.[FUL]

Share