IPW: “Perang Terbuka” Pilpres, Polri Harus Tingkatkan Fungsi Intelijen dan Kamtibmas

posko-jokowi-di-bakarPondok Komunikasi Rakyat yang didirikan Relawan pendukung Jokowi (Posko Jokowi), di Jalan Sultan Agung, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (26/5/2014).(dok)

 

TRANSNDNESIA.CO – Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Indonesia Police Watch (IPW) memantau situasi Kamtibmas semakian memanas. Karennya, Mabes Polri perlu menekankan seluruh jajarannya diwilayah untuk segera memaksimalkan kesigapan pasukan dilapangan termasuk fungsi intelijen dan Babinkamtibmas lebih ditingkatkan.

Dengan demikian, Polri bisa melakukan deteksi dini maupun antisipasi dini terhadap ancaman serta potensi konflik ditengah-tengah masyarakat.

“Selain itu Polsek, Polres, dan Polda diwajibkan bersikap cepat dan tegas dalam mengatasi konflik yang terjadi menjelang Pilpres 2014,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane kepada Transindonesia.co, Jumat (30/5/2014).

Dari penilaian IPW kata Neta, 40 hari menjelang Pilpres 2014 situasi dan kondisi di masyarakat kian terbelah diantara dua pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-M Jusuf Kalla yang maju merebutkan kursi Istana.

“Eskalasi sosial politik menjelang Pilpres 2014 terlihat lebih panas ketimbang pilpres-pilpres sebelumnya. Hal ini disebabkan hanya ada dua pasangan calon. Sehingga “perang terbukanya” lebih nyata dan tajam,” kata Neta.

Trans Global

City Tawari Gaji Messi Rp16,6 M

PT.RAPP Membangkang Bayar Pajak

Dalam kondisi seperti ini lanjut Neta, Polri perlu membuat atau mengupdate peta situasi Kambtimas teraktual. Sehingga Polri bisa memetakan daerah-daerah potensial terhadap ancaman Kamtibmas maupun ancaman konflik sosial menjelang maupun sesudah Pilpres 2014.

“Potensi ancaman konflik sosial yang sudah terlihat belakangan ini terjadi di ibukota Jakarta dan Jogjakarta. Di Jakarta, Posko Relawan Jokowi-JK di Jalan Setiabudi dan baliho bergambar Megawati di kawasan Duri Pulo dibakar orang tak dikenal, beberapa hari lalu. Begitu juga di Jogjakarta, aksi demo mahasiswa menentang pencalonan Prabowo-Hatta berlangsung ricuh dan Kamis 29 Mei 2014 malam rumah pimpinan Relawan Jokowi-JK Jogjakarta, Julius Felicianus diserang orang tak dikenal. Julius sendiri luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit,” papar Neta.

Pantauan IPW kata Neta, sejumlah daerah mulai menunjukkan suhu politik meninggi, yakni Aceh, Sumut, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar Jogja, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulteng, NTB, Kalbar, dan Papua.

“Apa yang terjadi di Jakarta dan Jogja adalah bibit-bibit konflik dan gambaran bahwa Pilpres 2014 akan panas dengan konflik-konflik horizontal antar pendukung capres,” ucap Neta.(dhon)

Share