Keselamatan Berlalulintas, Siapa Mau Peduli?
TRANSINDONESIA.CO – Keselamatan digelorakan di man-mana bahkan menjadi acuan dan spirit kinerja. Namun, benarkah kita semua sudah peduli keselamatan? Kita dpat melihat beberapa hal atas ketidak pedulian akan keselamatan dari factor-faktor sebagai berikut:
- Faktor manusia.
Kalau bokeh jujur dimana para pengemudi bus truck, mobil pribadi sam[pai sepeda motor belajar tentang keselamatan berkendara? Boleh dikatakan rata-rata tidak pernah belajar. Dampaknya dapat dilihat perilaku para pengguna jalan dalam berlalu lintas, betapa banyak hal-hal yang membahayakan keselamatan bagi dirinya maupun orang lain.
- Faktor kendaraan.
Dari standar operasionalnya sampai penggunaan spare part tak jarang menggunakan barang-barang yang di luar standar bahkan kualitasnya pun diturunkan sampai dihilangkan.
- Faktor jalan.
Jalan yabg dibangun dapat kita lihat dan rasakan kualitas pembangunanya, kelengkapannya sampai dengn geometrinya pun banyak yang tidak sesuai standar. Kualitas rendah, rusak dan membahayakan keselamatan dianggap hal biasa.
- Faktor sosial kemasyarakatan.
Kegiatan-kegiatan masyarakat banyak kita lihat memperlakukan jalan sebagai tempat bisnis atau kegiatan-kegiatan selain untuk lalu lintas tanpa memikirkan efek atau dampaknya untuk keselamatan. Misalnya pasar tumpah, pedagang kaki lima berjualan sampai badan jalan. Membuat terminal-terminal bayangan yang memanfaatkan badan jalan dan lainnya.
Faktor-faktor di atas masih sebagian kecil yang dijadikan contoh ketidak pedulian kita semua akan keselamatan berlalu lintas. Kalau kita melihat korban kecelakaan yang menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah serangan jantung dan stroke.
Di lingkungan keluarga orang tua tanpa sadar mendidik anaknya dalam berkendara yang keliru dan membahayakan keselamatan. Lingkungan lembaga pendidikan yang seakan tutup mata membiarkan atas berbagai pelanggaran[pelanggaran yang membayakan keselamatan dan lainnya.
Para pengusaha tak jarang mengajarkan atau memerintahkan awaknya untuk berkendara yang membahayakan keselamatan. Belum lagi sistem-sistem yabg masih parsial konvensional dan manual sehingga satu dengan lainnya tidak saling mendukung bahkan bisa saling melemahkan.
Melihat berbagai hal di atas sudah saatnya kita semua bangkit sadar atas kelalaian atau ketidakpedulian kita akan keselamatan berlalu lintas. Kesadaran kepekaan dan kepedulian akan keselamatan dapat dibangun melalui berbagai langkah dari sistem edukasi, sistem pembangunan infrastruktur dengan siatem-sistem pendukungnya, sistem uji SIM dan sistem-sistem regident yang terpadu dengan sistem penegakkan hukum.
Adanya asosiasi, forum, dewan yang menjadi wadah untuk membantu pemerintah memikirkan dan menjalankan program-program keselamatan berlalu linyas dalam kehidupan sehari-hari.
Memodernisasikan sistem-sistem pendukung berlalu lintas. Kepedulian dari political will pemegang kekuasaan sampai para praktisi usaha yang menggunakan jasa lalu lintas.
Kesemua hal tersebut tatkala dapat dilaksankan secara terpadu dan berkesinambungan akan sangat mwmbantu dalam meningkatkan kualitas keselamatan. Menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan hingga membangun budaya tertib berlalu lintas. Keselamatan adalah yang pertama dan utama dan menjadi tanggung jawab kita semua.[CDL]