Kapolda DIY: Saya Tidak Akan Menyakiti Hati Rakyat

TRANSINDONESIA.co | Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) DIY merupakan bagian integral dari masyarakat DIY yang kaya akan nilai budaya dan semangat kebersamaan. Lebih jauh, jabatan ini bukan hanya merujuk sebagai pemimpin kepolisian saja.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan hal demikian pada pisah sambut Kapolda DIY, di Mapolda DIY, Sleman, Kamis (20/3/2025).

Menjabat selama 2 tahun 5 bulan, Irjen Pol Suwondo Nainggolan mengemban jabatan baru sebagai Aslog Kapolri. Estafet kepemimpinan Polda DIY kini beralih kepada Brigjen Pol Anggoro Sukartono.

Sri Sultan menekankan, pemimpin harus bisa mendalami falsafah Jawa, Manunggaling Kawula Lan Gusti. Artinya, pemimpin sejati adalah mereka yang mampu menyatu dengan rakyat, bukan sekadar sebagai penguasa, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat.

Berbagai tantangan harus dihadapi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang semakin kompleks. Perkembangan teknologi yang pesat, dinamika sosial yang terus berubah, serta beragamnya ancaman terhadap stabilitas masyarakat, semakin menuntut untuk lebih bijaksana dan waspada.

“Seperti yang diajarkan dalam filosofi Sangkan Paraning Dumadi, kita harus menjalani perjalanan ini dengan penuh kesadaran dan niat yang luhur, serta tulus mengemban tanggung jawab,” ujar Sri Sultan.

Sri Sultan yakin, di bawah kepemimpinan Anggoro Sukartono, Polda DIY akan semakin memperkuat posisinya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. Polda DIY diyakini akan terus menegakkan hukum dengan penuh keadilan, serta menciptakan suasana yang humanis, inklusif, dan berbasis pada nilai-nilai luhur masyarakat Yogyakarta.

Gubernur DIY ini juga menekankan pentingnya hubungan harmonis antara pemerintah, kepolisian, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas keamanan. Kepemimpinan baru ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara semua elemen.

“Keberhasilan menjaga stabilitas keamanan tidak hanya bergantung pada penegakan hukum, tetapi juga pada hubungan yang harmonis dan penuh saling pengertian,” tuturnya.

Apresiasi dan terimakasih seiring ucapan selamat bertugas kepada Suwondo atas pengabdiannya. Ia menurut Sri Sultan telah memberikan kontribusi positif bagi Yogyakarta.

“Semoga setiap langkah Bapak senantiasa diberkahi dan penuh dengan kesuksesan di tempat tugas yang baru,” tutup Sri Sultan.

Suwondo dengan didampingi Ny.Novi Suwondo Nainggolan menyampaikan, kebijakan yang diterapkan oleh Polri harus tetap konsisten, agar masyarakat tidak merasa bingung. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan sinergi selama masa jabatannya, terutama kepada masyarakat yang telah berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban bersama.

“Polri layaknya perbankan, pergantian pimpinan harus menjadi peningkatan,” ujar Suwondo.

Suwondo menjelaskan ada metode yang diterapkan dalam merubah kondisi Kamtibmas atau keamanan dan ketertiban masyarakat, yaitu melalui silaturahmi dan kearifan lokal. Ia menegaskan, segala macam upaya mewujudkan Kamtibmas akan percuma, jika hubungan antara berbagai pihak tidak terjalin baik.

“Sangat penting membangun hubungan solid antara TNI, Polri, dan Pemda dalam menangani permasalahan yang ada. Kita sama-sama membangun hubungan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, serta merawat Yogyakarta,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya memahami karakteristik Yogyakarta. “Saya bukan bunglon, tetapi saya mempelajari Yogyakarta. Kami menggunakan kebudayaan sebagai landasan untuk mengembangkan layanan maksimal kepada masyarakat,” jelasnya.

Suwondo juga berharap sinergi yang telah terjalin dapat terus berlanjut, demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta. Hubungan yang telah terjalin dapat terus dipelihara dan ditingkatkan. Ia merasakan kesan mendalam selama bertugas di DIY

“Saya merasakan keindahan di sini, antara rasa, nalar, dan raga. Kumulatif antara rasa dan nalar bisa mewujudkan raga,” tutupnya.

Sementara Brigjen Pol Anggoro Sukartono yang didampingi Ny. Wilda Anggoro menyebut, merasa terhormat bertugas di Polda DIY. Polda DIY baginya merupakan role model kepolisian di Indonesia. Ia berkomitmen akan melanjutkan program-program yang telah dijalankan oleh pendahulunya.

“Barometer kepolisian adalah Yogyakarta. Banyak polisi pintar, tetapi ada satu pesan dari orang tua, yaitu takut akan Tuhan adalah awal pengetahuan. Saya bersyukur ditunjuk di Yogyakarta. Kepercayaan ini sangat besar. Di DIY, kearifan lokal sangat penting. Kearifan lokal yang mewujudkan keamanan, hukum adat di atas segalanya,” ungkapnya.

Anggoro juga berjanji untuk meneruskan apa yang telah dijalankan oleh Suwondo, dengan tujuan menjadikan Polri yang profesional dan berintegritas. Anggoro percaya bahwa Yogyakarta adalah kota yang menjadi harapan dan prototype polisi profesional.

“Saya berjanji kepada Tuhan untuk tidak menyakiti hati rakyat. Selama tujuh tahun yang saya tangani adalah pelanggaran oleh Polri, hingga ke pidana. Maka saya berkomitmen untuk menindak segala jenis pelanggaran, dengan seadil-adilnya,” tutupnya. [nag]

Share