Lemdiklat Polri:  Passion “Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami” sebagai Polisi dalam Pemolisian

TRANSINDONESIA.com | “Nek Wani Ojo wedi-Wedi-wedi, Nek Wedi Ojo Wani-wani“.

Makna dari “nek wani ojo wedi-wedi , nek wedi ojo wani-wani”, secara singkat adalah jangan ragu-ragu, mantap memilih atau mengambil keputusan. “Ragu-ragu mundur”.

Konteks memilih jalan hidup menjadi polisi, latar belakang motivasi sangat penting dan mendasar bagi langkah langkah selanjutnya menjalani hidup sebagai polisi. Tatkala motivasinya positif bagi kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban maka akan siap melakukan perbuatan baik, dan benar walau menghadapi banyak tantangan atau rintangan. Keyakinan akan jalan hidupnya akan terus dipegang teguh sebagai passionnya. Menjadi polisi yang baik dan benar belum tentu semuanya lancar atau mendapat dukungan dari semua pihak, busa saja dianggap duri dalam daging.

Passion inilah yang ditanamkan dalam proses pembelajaran di sekolah Lemdiklat Polri.

Polisi dalam pemolisiannya dituntut untuk: peka, peduli, berempati, dan berbelarasa tidak mematikan tetapi menyadarkan, membangkitkan, menghidupkan, memberi daya gerak dan daya untuk menjadi dinamis tumbuh dan berkembang.

Dirinya bukan menjadi matahari tetapi justru menjadi bulan, memberi pencerahan dan penerangan di saat kegelapan. Di saat terjadi kesesatan, di saat terjadi kelesuan, di saat terjadi keputusasaan pemimpin tampil sebagai sang penuntun, pembimbing, bintang pedoman, arah, dan tujuan. Hidupnya siap berkorban dalam membangun dan mencapai sasaran. Tak gentar terhadap hambatan, tantangan, ancaman yang bisa merusak dan mematikan dirinya maupun keluarganya.
Jiwa seorang polisi akan melegenda, dikenang bukan dari kekayaannya, pangkat atau jabatan atau kepandaiannya dan bukan dari kezalimannya, tetapi karena kerendahan hatinya, empatinya, rasa senasib sepenanggungan, kerelaan berkorban, kemampuan membawa kemajuan, menempatkan pada tempat sebagaimana yang seharusnya.

Dadi pokisi kudu ono lelabuhane, ora ono lelabuhane ora ono gunane. Polisi iku anane mung winates dadi kawulo tanpo winates.

Polisi akan bernilai tatkala membawa manfaat bagi hidup dan kehidupan maupun bagi semakin manusiawinya manusia.

Kehebatan seorang polisi bukanlah pada tebar pesonanya, tetapi kemanfaatannya bagi suatu transformasi kebaikan dan selalu ada perbaikan.

Di zaman modern ini polisi dituntut untuk berani, cerdas, dan murah hati serta melayani. Mampu menjembatani dan memahami bahkan menjadi role model bagi rekan maupun masyarakat yang dilayaninya. Ki Hajar Dewantoro tokoh pergerakan nasional pendidikan mengajarkan filosofi :
1.Ing Ngarso Sung Tulodo
2.Ing Madyo Mangun Karso
3.Tut Wuri Handayani.

Prof. Satjipto Rahardjo mengatakan bahwa Polisi bekerja dengan O2H (otak otot dan hati nurani) harus memiliki empati dan belarasa terutama yang lemah dan termarjinalkan. Keunggulan polisi dalam pe.olisiannya antara lain:

1.Menjadi role model. Menjadi suatu ikon/ role yang menginspirasi dan menjadi panutan serta kebanggaan
2.Memotivasi memberi spirit untuk menumbuhkan daya juang dan kratifitas serta nyali untuk melakukan kebaikan dan perbaikan
3.Memahami keutamaan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya
4.Memiliki kesadaran untuk belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu,
5.Siap menghadapi berbagai tantangan, tuntutan dan harapan di masa kini
6.Menyiapkan masa depan yang lebih baik
7.Visioner, proaktif dan problem solving, mampu memprediksi, mengantisipasi dan memberikan solusi
8.Komunikatif dan membangun Soft Power maupun Smart Power
9.Dinamis dan mampu mengatasi disrupsi dengan kreatif dan inovatif
10.Membawa dampak positif, dipercaya dan mendapat dukungan secara internal maupun eksternal.

Passion Polisi dalam pemolisiannya dapat dianalogikan ” Bagimu negeri jiwa raga kami”.

Polisi yang ragu-ragu atau tidak tegas memilih jalan hidup sebagai polisi maka akan menjadi beban institusi maupun masyarakat.

Membahas makna passion akan sangat luas dan mendalam, berbagai unsur bisa menjadi bagian makna dari passion termasuk bertahan dalam penderitaan untuk mencapai tujuan. Makna passion secara mendasar dan berlaku umum dimaknai dalam spirit kesadaran pengabdian keberanian kepahlawanan pengorbanan tanggung jawab memberikan yang terbaik, mampu bertahan walau dalam penderitaan kesusahan dan tantangan untuk mencapai keutamaan.

Passion Lemdiklat Polri bagi bangsa negara masyarakat dan kemanusiaan dan institusi Polri dapat dimaknai adanya spirit; “Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami”, yang merupakan passion dari pendekatan patriotisme. Jiwa raga merupakan simbol sesuatu yang terbaik dan paling berharga, secara total bagi kejayaan bangsa dan negara.

Keutamaan polisi dalam pemolisiannya adalah demi kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban, agar semakin berdaulat, berdaya tahan, berdaya tangkal hingga mampu berdaya saing.

Spirit tersebut tanpa sadar menunjukan pada kompetensi, profesionalitas, moralitas, akuntabilitas hingga modernitas nya. Selain itu juga memproteksi bersinerginya dengan para mafia maupun tidak melakukan tindakan yang kontra produktif.**CDL

Share