TRANSINDONESIA.co | INDONESIA Emas 2045 merupakan visi besar bangsa yang ingin mewujudkan Indonesia sebagai negara maju tepat di usia 100 tahun kemerdekaannya. Dalam mewujudkan visi ini, salah satu komponen krusial adalah kemandirian ekonomi.
Kemandirian ini hanya dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Dengan memanfaatkan potensi SDA secara optimal serta membangun SDM yang tangguh, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan kepada negara asing dan menjadi aktor utama dalam ekonomi global.
Potensi SDA
Indonesia dikenal sebagai negara kaya SDA. Mulai dari sumber energi seperti batu bara, minyak bumi, gas alam, hingga potensi energi terbarukan seperti geothermal dan energi surya. Di sektor agraris, Indonesia adalah produsen utama kelapa sawit, kakao, kopi, dan produk pertanian lainnya. Potensi kelautan Indonesia juga sangat besar, dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia.
Namun, hingga saat ini, eksploitasi SDA Indonesia masih belum sepenuhnya memberikan manfaat yang maksimal. Banyak SDA diekspor dalam bentuk bahan mentah, tanpa pengolahan lebih lanjut, yang membuat nilai tambahnya dinikmati oleh negara lain. Sebagai contoh, ekspor nikel yang belum dimaksimalkan melalui pengembangan industri hilir seperti baterai kendaraan listrik.
Di sinilah pentingnya membangun kemandirian. Alih-alih hanya bergantung pada ekspor bahan mentah, Indonesia harus mengembangkan teknologi pengolahan dan meningkatkan kapasitas SDM lokal agar dapat mengelola SDA secara mandiri.
Peran SDM Tangguh
Kunci dari pengelolaan SDA yang berkelanjutan adalah SDM yang tangguh, adaptif, dan inovatif. Tanpa SDM yang unggul, SDA yang melimpah akan menjadi beban, bukan keuntungan. Maka, investasi pada pengembangan SDM harus menjadi prioritas utama.
Pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan industri menjadi landasan untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten. Kurikulum pendidikan harus diselaraskan dengan kebutuhan teknologi masa depan, seperti kecerdasan buatan, energi terbarukan, dan teknologi pengolahan hasil tambang.
Di era Revolusi Industri 4.0, digitalisasi menjadi salah satu penggerak utama ekonomi. SDM Indonesia harus dipersiapkan untuk menguasai teknologi digital yang dapat mempercepat inovasi dalam pengelolaan SDA.
Kemandirian ekonomi juga dapat dicapai dengan mendorong masyarakat untuk menjadi pelaku usaha. Pemerintah perlu menyediakan pelatihan kewirausahaan, akses modal, dan jaringan pasar bagi wirausaha lokal agar mampu bersaing di tingkat global.
Saat ini, Indonesia masih bergantung pada impor dalam beberapa sektor, termasuk teknologi dan bahan baku industri tertentu. Untuk mengurangi ketergantungan ini, perlu dilakukan langkah-langkah berikut:
• Transfer Teknologi
Indonesia harus mampu menarik investasi asing dengan syarat adanya transfer teknologi. Dengan demikian, SDM lokal dapat belajar dan menguasai teknologi canggih yang sebelumnya dikuasai oleh pihak asing.
• Mendorong Riset dan Inovasi Lokal
Pemerintah dan sektor swasta perlu mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk riset dan inovasi. Dengan riset yang kuat, Indonesia dapat menghasilkan teknologi dan produk yang bersaing secara global.
• Diversifikasi Ekonomi
Bergantung pada satu sektor ekonomi sangat rentan terhadap gejolak global. Indonesia harus mengembangkan berbagai sektor ekonomi seperti manufaktur, pariwisata berkelanjutan, dan ekonomi kreatif untuk memperluas basis ekonominya.
Namun demikian, kemandirian ekonomi tidak boleh mengorbankan keberlanjutan. SDA harus dikelola dengan prinsip keberlanjutan agar generasi mendatang dapat terus menikmati manfaatnya.
Hal ini melibatkan upaya dan program berkelanjutan dalam hal penerapan Teknologi Hijau, yakni mengurangi dampak lingkungan dari eksploitasi SDA. Oleh karena itu, konservasi alam dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah kerusakan lingkungan. Melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaan SDA untuk memastikan distribusi manfaat yang merata.
Sebagai kesimpulan, mewujudkan Indonesia Emas 2045 sebagai negara dengan kemandirian ekonomi yang tangguh memerlukan sinergi antara pengelolaan SDA yang optimal dan pengembangan SDM yang unggul. Dengan fokus pada pendidikan, inovasi, dan keberlanjutan, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi aktor utama dalam ekonomi global. Namun, keberhasilan visi ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan juga partisipasi aktif dari masyarakat, dunia usaha, dan komunitas ilmiah. Bersama, kita dapat menciptakan Indonesia yang berdikari dan maju di panggung dunia.*
H. SYAHRIR, SE, M.IPOL
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat – Ketua Dewan Pembina Gerakan Literasi Nasional (GLN Provinsi Jawa Barat)