Harmoni Nusantara
TRANSINDONESIA.co | Harmoni dapat dikatakan adanya yang selaras (harmoni) dalam hidup dan kehidupan. Harmoni bisa saja sederhana yaitu ada rasa bahagia walau serba sederhana dan apa adanya. Kita dapat menganalogikan tubuh kita yang harmoni Islam sistem sistemnya. Ada yang tidak beres sedikit saja rasanya tidak nyaman. Ada sesuatu yang nyelip di gigi rasa tidak nyaman bisa ke mana mana gangguannya.
Harmoni ada karena adanya keseimbangan. Yang hidup adanya dialog dan penghormatan, kepada Tuhan, kepada sesama dan kepada alam maupun lingkungan.
Harmoni itu seni?
Tatkala berbicara “seni” seakan dunia penuh dengan sesuatu yang kadang hanya sang seniman dan Tuhan saja yang tahu. Sesungguhnya tidak demikian, karena memahami seni memerlukan suatu dialog antara rasa dengan indera sehingga dapat menghayati menyelami menelusuri lorong lorong maupun relung relung sekat labirin dalam sesuatu. Dialog pemahaman seni memerlukan harmoni yang memerlukan kontemplasi bukan terburu buru. Tentu saja tidak untuk menghakimi atau melabel yang sifatnya subyektif melainkan untuk memahami menyelami, mendalami. Sikap terburu buru dan melabel bahkan menghakimi seakan membuat rasa menjadi lesu atau lemah kepekaannya yang terjebak sebatas yang tangible atau kulitnya sehingga mengabaikan yang intangible. Penghayatan menjadi hampa.
Harmoni merupakan suatu kenikmatan yang memerlukan imajinasi yang multi interpretasi, dapat ditafsirkan apa saja bahkan berbeda hingga bertentangan dari sang seniman yang menciptakannya.
Dalam dialog rasa dengan indera dalam memahami menelusuri dan menikmati suatu karya memerlukan penemuan taksu atau ruh nya. Tatkala taksu tidak ketemu maka “greng” (meminjam kata dari pelukis Widajat) nya pun tidak akan terasa. Bagai ada rasa jatuh cinta, di situ ada jembatan hati dlm memasuki taman asmara. Ada rasa rindu di situ. Demikian halnya dengan harmoni yang merupakan seni, sarat makna atas apa yang disimbolkan di dalamnya.
Harmoni nusantara menjadi ikon peradaban bangsa? Nusantara yang sarat dengan keberagaman seni budaya, keindahan alam dan kekayaannya menjadi ikon yang multikultural dalam suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bingkai ” Bhineka Tunggal Ika”. Walaupun dalam keberagamaan namun ada harmoni. Di situlah keberagaman menunjukan kekuatannya.
Di dalam seni, keberagaman karya dari para perupa dengan berbagai tema maupun gaya merupakan suatu kekuatan dalam suatu peradaban. Dalam spirit Nusantara, kebersamaan menjadi passion bagi seni yang menjembatani saluran komunikasi sosial, berbagai kepentingan dari ideologi, religi, politik, kemanusiaan hingga solidaritas sosial. Seni dalam harmoni nusantara untuk mengatasi berbagai konflik dengan cara beradab.
Seni : suara, gerak, rupa, nada, kata / sastra menunjukkan budaya. Tatkala berbicara kebudayaan sebagai fungsi maka yang dilihat adalah apa yg ada di balik fenomena yang berupa keyakinan, pemikiran, konsep bahkan teori yang digunakan secara selektif prioritas untuk mengeksploitasi sumber daya atau mendistribusikan sumber daya. Dengan seni kebuntuan akan komunikasi sosial dan kebuntuan akan pemecahan masalah primordial dapat disalurkan melalui berbagai simbol atau ikon atau tanda. Katarsis kepenuhan kesesakkan jiwapun dappat disalurkan. Seni dengan ikonnya akan menjembatani kepentingan atas hidup dan kehidupan.
Dengan ikon atau tanda maka penggunaan tafsir dan imajinasipun akan berkembang. Apa yang dilihat dikatakan dan disampaikan tidak sebatas pada satu sisi namun dapat mendorong pada pola atau cara yang holistik atau sistemik. Penjabaran atas seni dalam kehidupan ini akan berkembang pada kebudayaan yang mampu menunjukkan karakteristik sesuai dengan corak masyarakat yang variatif. Kebhinekaan atau perbedaan yang harmoni akan menjadi kekuatan sekaligus kekayaan. Seni dalam Harmoni Nusantara menjadi jembatan peradaban.
Pameran seni rupa dalam tema ” Harmoni Nusantara” diharapkan menjadi ruang dan jembatan peradaban yang memerdekakan dan menyehatkan jiwa dalam berbagai gatra kehidupan. Semoga
Lembah Someah 311024