Seni Kontemporer dalam Masyarakat Urban

TRANSINDONESIA.co | Ada pepatah Jawa yang mengatakan : “Pasar ilang kumandange. Kali ilang kedunge” Pasar kehilangan gaungnya, Sungai kehilangan kedalamannya. Masih banyak pepatah yang bis menjadi refleksi atas hidup dan kehidupannya terutama yang berkaitan dengan seni budaya. Hal tersebut bisa dikaitkan kehidupan sosial akan kehilangan peradabannya atau hilang kemanusiaannya, tatkala seni budaya diabaikan. Bisa juga hilang patriotismenya. Seni tanpa politik layu bahkan kering demikian juga politik tanpa seni tandus kemanusiaannya. Politik dan seni saling terkait, saling mendukung bahkan saling menghidupi. Seni maupun politik adalah bagian dari kehidupan sosial dari kemasyarakatan sampai berbangsa dan bernegara. Seni pilar dari peradaban yang membutuhkan dukungan politik (political will). Demikian halnya politik bertujuan membangun peradaban demi semakin manusiawinya manusia.

Seni kontemporer perkembangannya bukan semata mata tanggung jawab para seniman atau kritikusnya melainkan juga dari para politikusnya. Mereka memiliki tanggung jawab besae untuk memikirkan, mendorong, memberi ruang bagi seni dan kebudayaan, agar bertahan hidup, tumbuh dan berkembang sehingga bangsanya dapat berdaulat, berdaya tahan, berdaya tangkal dan mampu berdaya saing. Kita semua tahu bagaimana Bung Karno yang sangat peduli akan seni budaya. Beliau menyadari bahwa sebagai bangsa merdeka kedaulatannya ditunjukan dari seni budaya dari bangsanya dalam membangun suatu peradaban.

Para politikus selain pemikir juga menjadi ikon perawat seni maupun budaya, yang juga berupaya seni budaya terus berkembang dan menyiapkan regenerasinya.

Sejalan dengan pemikiran di atas apa yang semestinya dibangun bersama dalam menumbuh kembangkan seni budaya setidaknya mencakup :

1.Membangun Literasi seni dan budaya

2.Menyiapkan ruang publik, khusus maupun private untuk menjadi ruang dialog seni budaya

3.Membangun ruang bagi heritage atau legacy seni budaya di setiap daerah

4.Memberi subsidi atau dukungan penuh kegiatan kegiatan seni budaya yang dilakukan perorangan, kelompok atau kimunitas civil society maupun pemerintah

5.Memberdayakan media untuk menjadi ruang pembrandingan atau penyemaian kaderisasi hingga marketing

6.Membangun lokal heroes bagi seni budaya sebagai pejuang kemanusiaan dan peradaban

7.Pemerintah, sektor bisnis maupun akademisi membantu membangun net working, branding, marketing secara nasional maupun internasional

8.Membangun art and culture centre sbg pusat studi, pengkajian, penelitian, education, training maupun coaching

9.Menyelenggarakan workshop maupun symphosium dan exhibition nasional maupun internasional

10.Melakukan festival seni budaya lokal, regional, nasional dan internasional

11.Memberikan award secara reguler maupun event event khusus

12.Menyusun kalender seni budaya selama satu tahun untuk lokal, regional, nasional dan internasional

13.Penerbitan buku, jurnal, majalah dsb

14.Membangun industri seni budaya

15.Kolaborasi seni budaya dan pariwisata

16.Laboratorium seni dan budaya

17.Membuat program program unggulan seni kemasyarakatan spt

a. Seni anak anak jalanan

b. Seni para nara pidana

c. Mural

d. Social engineering penataan lingkungan

e. Art therapy

f. Seni daur ulang

g. Seni dalam komunitas nada, suara, gerak, rupa dsb

h. Dsb

18.Kurikulum pendidikan secara formal maupun non formal

19.Diseminasi guru, kelompok kelompok komunitas seni budaya dsb

20.Menyiapkan master trainer dan trainer untuk transformasi pengetahuan dan kesiapan menghadapi disrupsi

 

Masih banyak lagi cara menumbuhkembangkan seni budaya, namun political will wajib menempatkan seni budaya sebagai bagian dari kebijakannya dan tidak lagi menempatkan sebagai ganjel pelengkap penderita.

Seni Kontemporer Art as Therapy yang Happy

Seni dari masa ke masa hingga era digital salah satu yang kritikal adalah yang mampu menjadi jembatan hati, memberi ruang bagi pikiran dan jiwa dalam kesesakkan, yang seakan mengungkungnya.

Seni, menjadi obat dan terapi.

Berbicara terapi seakan berbicara pengobatan yang berbasis keilmuan atau kekuatan. Yang berbasis keilmuan tentu saja pada kedokteran dan berbagai turunannya. Yang berbasis kekuatan biasanya para normal dan berbagai bunga bunganya. Seni untuk terapi berbasis pada siapa? Bisa keduanya bisa juga ke diri sendiri. Mengapa bisa keduanya, seni untuk menemukan kebahagiaan.

Bahagia ada karena ada proses sesuatu yang membuat bisa untuk menikmati dan mensyukuri. Di mana seni ditautkan? Pada diri sendiri ini yang sebenarnya paling dianjurkan. Mengapa? Karena hemat, mudah, cepat dan tepat yang bisa kapan saja di mana saja dengan apa saja bisa. Seni sebagai terapi itu yang penting hepi. Jadi teringat lagu yang pernah populer di radio daerah tahun 70 atau 80 an yang berjudul ” ayo ngguyu”.

Pepatah mengatakan :” hati yang gembira adalah obat”. Menggembirakan hati dengan seni adalah obat? Bisa jadi iya. Asal seninya menggembirakan dapat menjadi katarsis dan kemerdekaan walau yang digambar tentang duka lara, namun ada kelegaan hati.

Menjebol sumbatan rasa dan melayani hati yang menggembirakan. Semua itu bisa dengan membuka jalan dan peluang bahkan harapan hidup yang lebih panjang. Seni ada dan hidup dalam kehidupan masyarakat. Seni menjadi jembatan hati pemecah kejenuhan dan kebuntuan hidup. Seni bisa apa saja tergantung kepekaan dan kepedulian dan nyali melakukan. Seni seringkali menakutkan. Takut salah takut jelek takut dihina takut menjadi bumerang dsb. Ketakutan ini membuat seni dying bahkan setengah mati diakui dalam hidup dan kehidupan sehari hari.

Seni biasa saja dan bisa dilakukan siapa saja untuk membuka cakrawala jiwa dan membuat hati gembira. Bernyanyi misalnya walau kelas kamarmandi bisa dilakukan. Menata rumah agar asri dan ngangeni tidak perlu mewah apa saja bisa dilakukan. Menanam pohon di pekarangan atau teras rumah. Dari tanaman buah sampai bonsai semua bisa dilakukan. Membuat kolam, memajang peralatan rumah tangga, memberi nama rumah kita, bermain main kata dalam rumah bahasa( meminjam kata kata Rm Banar). Seni pokok e hepi. Lepaskan belenggu mutu yang penting metu dulu. Bakat bisa dikalahkan dg nekat. Dari rumah kita kalaupun berat dari kamar kita, kalaupun masih berat dapat dari diri kita. Tunjukkan pikiran perkataan perbuatan dan bela rasa yang membagikan kegembiraan kepada siapa saja yang kita temui secara virtual maupun aktual. Nashar mengajarkan 3 non dalam berkarya. Non teknis, non estetis, non konsep. Tentu Nashar akan dihantam kanan kiri depan belakang atas bawah. Nashar menyampaikan 3 non sebagai cara melepaskan belenggu seni yang memandulkan daya kreasi. Seni yang penting hepi dan berbagi kegembiraan. Apapun pendapatnya biasa saja. Nyali berseni menjadikan hati merdeka dan bergembira. Apapun situasinya apapun kondisinya senantiasa ada alternatif dan jalan keluar dengan pikiran yang positif. Seni menjadi jembatan hati untuk adanya rasa syukur dan mampu melihat sisi kebaikan yang menstimuli untuk terus berkreasi, bahagia yang terus menerus berbagi hepi.

Area Publik as Art Galeri

Seni ada dalam semua lini kehidupan. Seni sebagai jalan untuk menyeimbangkan atas hidup dan kehidupan terutama di kota kota besar yang padat sebagai kawasan urban, seni menjadi solusi atas kepenatan yang terjadi. Area publik area seni? Mengapa tidak, ya semestinya begitu. Area publik adalah refleksi kualitas dari para pengelola sumber daya yang dipercaya masyarakat. Kebijakan para pejabat yang menjalankan amanah rakyat semestinya menampilkan area publik yang humanis dan asri. Di tempat publik warga secara mudah dan gratis dapat menikmati keasrian hidup. Atau setidaknya sebagai ruang solusi menghadapi penatnya hidup.

Area publik sebagai destinasi wisata. Di sini perlu ada penataan bagi keteraturan sosial. Arra publik ada pelayanan publik. Pelayanan keamanan, pelayanan keselamatan, pelayanan hukum, pelayanan admistrasi, pelayanan informasi dan pelayanan kemanusiaan. Pelayanan publik tersebut berkualitas prima. Dan ditata dengan cita rasa seni. Misalnya di negara nega maju : di dalam kotanya ada informasi karya karya para maestronya. Ada ruang untuk panggung terbuka, ada ruang pamer atas karya karya maestro dunia dsb. Area publik, area inspirasi, area edukasi dan transformasi. Keteraturan di area publik ini menjadi ikon peradaban.

Area publik area seni bagi kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban? Di mana bisa ditunjukkan? Tatkala area publik merupakan suatu galeri seni dan budaya dapat menjadi ikon pariwisata. Seni di area publik menjadi ruang dialog yang mengedukasi, menginspirasi dan tentu saja menjadi bagian mencerdaskan kehidupan bangsa. Komunikasi menjadi kunci untuk mengimplementasikan edukasi deni. Area publik dapat menjadi pilot project implementasinya dapat di mulai saat car free day atau berbagai acara festival lainnya. Bisa dibayangkan tatkala area publik menjadi galeri seni maka kualitas masyarakat dalam mengenal dan memahami serta mengapresiasi seni budaya akan meningkat kelasnya.

Seni bagi masyarakat kontemporer bisa mwnjadi bagian dari gaya hidup. Komunikasi dalam cita rasa seni dari nada, suara, sastra, rupa, gerak tarian,

pertunjukan dapat diimplementasikan di area publik. Namun tetap mengingat bahwa area publik merupakan area di mana semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Dengan demikian, keteraturan sosial tetap diutamakan dan seni pada area publik tidak kontra produktif. Area publik yang sarat cita rasa nuansa seni sejatinya memberikan pelayanan seni budaya dan pariwisata yang menginspirasi, memotivasi dan memberi solusi demi meningkatnya kualitas hidup masyarakat dengan semakin manusiawinya manusia. (Chrysnanda Dwilaksana)

 

Kemang 89 241024

Share