Penyandang Disabilitas Nikmati Kegiatan Bersampan di Brazil

Sekelompok penyandang disabilitas turun ke air di Rio de Janeiro. Mereka mengambil bagian dalam proyek yang membuat kano cadik atau sampan khas Hawaii lebih mudah diakses untuk membantu meningkatkan kebugaran dan kesejahteraan mental.

TRANSINDONESIA.co | Sebuah tim pendayung kano cadik Hawaii melintasi teluk di pantai Charitas, di Niteroi dekat Rio de Janeiro. Sebagian anggota tim adalah penyandang disabilitas yang menikmati manfaat olahraga dan kerja tim.

Proyek yang memasuki tahun ketiga ini membantu sekitar 30 penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam olahraga yang sebelumnya dianggap hampir tidak dapat mereka ikuti.

“PCD em Movimento” (bahasa Portugis yang artinya “penyandang disabilitas yang bergerak”) menginginkan agar kano cadik Hawaii dapat diakses oleh beragam penyandang disabilitas, karena banyak orang merasa sangat sulit untuk melakukan aktivitas di luar ruangan, khususnya di air.

Mengakses pantai sudah menjadi tantangan bagi banyak orang karena sangat sedikit pantai di kota Rio de Janeiro yang memiliki jalur khusus disabilitas di atas pasir, sehingga pantai menjadi medan yang sangat sulit bagi pengguna kursi roda dan kruk.

Flavio Bento, 31 tahun, kakinya diamputasi karena komplikasi COVID-19. Dia menyatakan berpartisipasi dalam olahraga ini sangat penting untuk kesejahteraannya. Dia mengatakan: “Kami ini seperti keluarga. Bertemu dengan orang-orang ini memberi kami perspektif baru dalam hidup, bahwa kehidupan tidak berhenti setelah kami mengalami kecacatan. Kami ingin memiliki kehidupan yang lebih dari itu. Kegiatan ini sangat baik bagi saya.”

Thaís Vianna, 45 tahun, salah seorang fisioterapis proyek tersebut, mengatakan bahwa manfaatnya tidak hanya bersifat fisik tetapi juga kesehatan mental mereka.

Thaís Vianna menjelaskan: “Ini memperbaiki kondisi kardiorespirasi (kemampuan sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen), memperbaiki kondisi muskuloskeletal (sistem jaringan sendi, otot, saraf, dan jaringan ikat yang memungkinkan tubuh untuk bergerak). Mereka semua melaporkan manfaat mental secara keseluruhan, mereka lebih bahagia. Mereka melewatkan hari-hari dengan lebih bahagia. Mereka selalu menantikan kesempatan datang ke sini dan mengobrol dengan orang lain.”

Pertemuan-pertemuan tersebut juga menjadi ajang sosial di mana banyak orang berbagi pengalaman dan tantangan hidup setelah menjadi penyandang disabilitas. [voa/ap]

Share