Netanyahu Remehkan Prospek Gencatan Senjata di Gaza

TRANSINDONESIA.co | Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin (3/6) meremehkan prospek gencatan senjata dalam perang dengan Hamas di Gaza. Ia mengatakan bahwa kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan pembebasan para sandera yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden hanya bersifat parsial.

Netanyahu telah lama mendorong upaya untuk menghabisi Hamas di Gaza, namun ia mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Klaim bahwa kami telah menyetujui gencatan senjata, tanpa dipenuhinya syarat yang kami ajukan, itu tidak benar.”

Biden menguraikan kesepakatan gencatan senjata baru di Gaza pekan lalu yang mencakup penghentian awal pertempuran dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Bahkan ketika para pejabat Israel mempertanyakan rincian proposal gencatan senjata tersebut, militer Israel mengumumkan bahwa empat sandera yang ditangkap Hamas kini telah dikonfirmasi tewas, termasuk tiga orang tua yang memohon untuk dibebaskan.

Pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka percaya jika Hamas setuju dengan proposal gencatan tersebut, yang belum dilakukannya saat ini, maka Israel pun akan melakukannya.

Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan bahwa “perang akan dihentikan untuk tujuan pengembalian sandera” dan setelah itu akan dilanjutkan dengan diskusi tentang bagaimana mencapai tujuan perang untuk melenyapkan Hamas.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Menteri Luar Negeri Antony Blinken membahas proposal tersebut dengan para pejabat Israel pada Minggu malam (2/6), dan mengatakan bahwa rencana tersebut akan “memajukan kepentingan keamanan jangka panjang Israel.”

Blinken juga disebut melakukan pembicaraan terpisah dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz. Ia mengatakan kepada mereka bahwa proposal gencatan senjata akan “menjamin dibebaskannya semua sandera dan meningkatnya bantuan kemanusiaan di seluruh Gaza.” [voa]

Share