Trump Serang Jaksa dan Hakim dalam Persidangan Kasus Penipuan Bisnis
TRANSINDONESIA.co | Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang jaksa dan hakim dalam argumen penutup yang ia berikan pada persidangan kasus penipuan yang membelitnya di New York, pada Kamis (11/1). Trump menyebut bahwa jaksa agung negara bagian tersebut dan para ahli hukum berusaha menggagalkan usahanya untuk kembali ke Gedung Putih.
Hakim pengadilan New York Arthur Engoron pada Rabu (10/1) melarang Trump memberikan argumen penutup dalam kasus yang membelit dirinya dan konglomerat real estat miliknya, Trump Organization. Negara bagian New York mendakwa Trump dan pejabat perusahaannya secara rutin menggelembungkan nilai properti mereka untuk memperoleh pinjaman bank dengan syarat ringan.
Tetapi kemudian Engoron mengalah dan memberi Trump izin berbicara setelah pengacaranya selesai memberi pembelaan atas kasus ini. Apabila terbukti bersalah maka Trump dan perusahaannya akan dikenakan denda $370 juta dan dilarang berbisnis di New York, yang merupakan basis operasi Trump sebelum memenangkan pemilihan presiden 2016.
Dalam kesempatan tersebut, Trump melancarkan sebuah serangan yang disertai kemarahan terhadap Jaksa Agung New York Letitia James.
“Mereka ingin memastikan saya tidak pernah menang lagi, katanya. “[Jaksa] membenci Trump … dan jika saya tidak bisa berbicara soal itu, maka ini adalah perlakuan buruk.”
Hakim Engoron memberitahu pengacara Trump untuk mengendalikan kliennya.
Engoron sempat mencoba untuk menginterupsi Trump dengan memberi peringatan bagi sang mantan presiden untuk menyelesaikan pernyataannya. Trump lalu meresponnya, “Anda memiliki agenda tersendiri. Anda tidak dapat menddengarkan [saya] lebih dari satu menit. Ini kecurangan. Apa yang terjadi di sini adalah kecurangan bagi saya.”
Trump lalu menuduh Engoron tidak mendengarkan dirinya.
“Saya tahu ini membosankan untuk Anda,” ujarnya.
Engoron lalu memerintahkan pengacara Trump untuk “mengontrol kliennya.”
Semenit berselang, Engoron memotong pernyataan Trump dan menghentikan argumen untuk istirahat makan siang. [voa]