Iran Bantah Tuduhan AS Terkait Serangan Kapal oleh Pemberontak Houthi Yaman

TRANSINDONESIA.co | Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Sabtu (23/12), membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa Teheran terlibat dalam penyerangan kapal-kapal laut komersial oleh para pemberontak Yaman. Pemerintah Iran mengatakan kelompok pemberontak Yaman itu bertindak sendiri.

Para pemberontak Houthi di Yaman yang berpihak kepada Iran telah meluncurkan lebih dari 100 serangan pesawat nirawak dan misil yang menarget 10 kapal-kapal dagang di Laut Merah, menurut Pentagon. Penyerangan itu dilakukan sebagai aksi solidaritas terhadap rakyat Palestina di Gaza di mana Israel sedang berperang melawan Hamas.

Pada Jumat (22/12), Gedung Putih merilis intelijen AS yang mengatakan Iran menyediakan drone, misil, dan intelijen taktis kepada Houthi, yang menguasai bagian-bagian luas Yaman, termasuk Sanaa, ibu kota negara itu.

“Perlawanan (Houthi) punya alatnya sendiri…dan bertindak sesuai keputusan dan kemampuannya,” kata Ali Bagheri, Wakil Menteri Luar Negeri Iran.

“Fakta bahwa negara-negara tertentu, seperti Amerika dan Israel, terkena serangan dari gerakan perlawanan… sama sekali tidak mempertanyakan realitas kekuatan perlawanan di kawasan,” kata Bagheri kepada kantor berita Mehr.

Sebelumnya pada Sabtu (23/12), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan Washington pernah meminta Iran untuk menyarankan para pemberontah Houthi agar tidak bertindak untuk melawan kepentingan AS dan Israel di kawasan itu.

“Kami sudah menegaskan kepada pihak Amerika bahwa kelompok-kelompok itu memutuskan tentang bagaimana mendukung Gaza berdasarkan kepentingan mereka,” kata Amirabdollahian dalam sebuah konferensi untuk mendukung rakyat Palestina, di Teheran.

“Kami belum dan tidak akan memerintahkan mereka untuk menghentikan serangan.”

Jalur Gaza telah mengalami serangan udara dan darat Israel selama 11 minggu yang menewaskan lebih dari 20.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah pesisir yang dikuasai Hamas.

Israel telah berjanji untuk menghancurkan Hamas setelah kelompok militan Palestina melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, sebagian besar warga sipil.

Iran, yang mendukung Hamas secara finansial dan militer, memuji serangan 7 Oktober terhadap Israel, tetapi membantah terlibat dalam serangan itu.

Republik Islam tersebut telah berulang kali memperingatkan akan meluasnya konflik, dan bulan lalu Amirabdollahian mengatakan intensitas perang telah membuat perluasan konflik “tidak dapat dihindari”. [voa]

Share