Gubernur Maine: Penembakan Lewiston 18 Tewas dan 13 Terluka, Pelaku Masih Diburu

TRANSINDONESIA.co | Seorang pria bersenjata menembak mati para korbannya di sebuah arena bowling dan restoran di Lewiston, negara bagian Maine, Amerika Serikat (AS) dan melarikan diri pada malam hari.

Peristiwa itu memicu pencarian besar-besaran oleh ratusan penegak hukum, sementara penduduk yang ketakutan tetap mengunci diri dan tinggal di rumah mereka pada Kamis (26/10), dengan arahan untuk berlindung di tempat.

“Saya sangat sedih hari ini, melaporkan bahwa 18 orang kehilangan nyawa, 13 orang terluka dalam serangan tadi malam,” kata Gubernur Maine Janet Mills.

Mills mengatakan tersangka penembakan itu, Robert Card, bersenjata dan berbahaya.

“Kota ini tidak pantas menerima serangan mengerikan terhadap warganya, mengganggu ketenangan pikiran, dan rasa aman,” tambahnya.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang baru dipilih pada Rabu (25/10), Mike Johnson, mengomentari penembakan massal yang terjadi di Maine.

“Ini adalah masa suram bagi Amerika. Kita mempunyai banyak masalah dan kita benar-benar berharap dan banyak berdoa. Doa itu pantas dipanjatkan pada saat seperti ini, agar kejahatan berakhir dan kekerasan yang tidak masuk akal ini dapat dihentikan. Dan kami sangat berterima kasih kepada para penegak hukum,” ujarnya.

Buletin polisi mengidentifikasi Card, yang berusia 40 tahun, sebagai orang yang melakukan serangan di Lewiston yang membuat panik para pengunjung di arena bowling, ke sudut dan ruang belakang ketika tembakan terdengar sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Card digambarkan sebagai instruktur senjata api yang diyakini bekerja di unit Cadangan Angkatan Darat AS dan bertugas di fasilitas pelatihan di Saco, Maine.

Buronan

Operasi pencarian besar-besaran terhadap Robert Card, seorang tentara Angkatan Darat Amerika Serikat, yang ditetapkan sebagai tersangka penembak yang menewaskan sedikitnya 18 orang di sebuah tempat permainan boling dan restoran di Lewiston, Maine, hingga Kamis (26/10) malam masih berlanjut.

Penduduk Lewiston telah diperintahkan untuk tetap berada di dalam rumah, sementara aparat keamanan berupaya menemukan Card.

April Stevens, seorang penduduk kota itu, merasa frustrasi dan ketakutan setelah insiden penembakan itu karena seorang teman dekatnya menjadi korban tewas.

“Kami berharap semua orang dapat melewati hal ini, orang-orang yang luka-luka dapat segera pulih dan keluarga mereka baik-baik saja. Saya berbelasungkawa untuk semua korban yang meninggal dunia,” ujarnya.

Menurut database yang dikelola The Associated Press and USA Today, yang bermitra dengan Northeastern University, insiden penembakan di kota terbesar kedua di negara bagian Maine itu merupakan penembakan massal ke-36 di Amerika Serikat pada tahun ini.

Database tersebut mencakup setiap pembunuhan massal yang terjadi sejak tahun 2006 dari segala bentuk senjata api, yang menewaskan empat orang atau lebih – termasuk tersangka pelaku – yang tewas dalam kurun waktu 24 jam. [voa]

Share