KEMUDAHAN SEBAGAI UJIAN

TRANSINDONESIA.CO – Ujian itu tidak hanya kejadian kejadian yang bersifat musibah semata. Kemudahan, kesenangan atau kegembiraan pun merupakan ujian. Selama ini kita menganggap bahwa ujian yang membahayakan bagi kita adalah ujian yang susah susah, yang pahit-pahit, seperti disakiti orang lain, ditipu orang lain, susah jodoh, sakit, dan lain sebagainya. Kita banyak menganggap ujian yang berbahaya itu adalah ujian yang tidak enak. Padahal banyak orang yang menghadapi ujian-ujian semacam ini tapi dia mampu menghadapi, mengemas, dan membuatnya untuk lebih dekat dengan Allah SWT.

Kita jarang menganggap naik pangkat itu ujian. Kita jarang menganggap memiliki paras dan postur menawan itu ujian. Kita jarang menganggap bisa membeli mobil itu ujian. Kita jarang menganggap anak lulus jadi sarjana itu ujian. Kita sering menganggap bahwa dihina itu ujian, tapi kita jarang menganggap dipuji itu ujian yang lebih berat.

Allah Subhanahu Wa Ta’la berfirman, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS Al Anbiya (21) : 35)

Ujian yang paling berbahaya adalah ujian yang paling rentan membuat kita lupa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang membuat kita semakin lalai untuk mengingat Allah. Ketika dipuji, disanjung, biasanya kita akan merasa senang dan mudah terbuai dalam merdunya pujian itu. Secara naluri, manusia memang senang dipuji. Seharusnya kita hanya merasa senang dipuji oleh zat Yang Mahatahu siapa diri kita sebenarnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bukan senang dipuji oleh yang tidak mengetahui apa-apa tentang diri kita.

Sumber :Buku Ujian Kemudahan & Kesulitan, Menafakuri Ujian Mendekatkan Diri Pada Allah SWT  karya Aa Gym.

KH. Abdullah Gymnastiar

Share
Leave a comment