Jepang Luncurkan Misi Meliput Benda Langit

TRANSINDONESIA.co | Jepang meluncurkan Moon Sniper dengan roket H-II A dari Pusat Antariksa Tanegashima pukul 08.42 pagi waktu setempat pada Kamis (7/9/2023). Peluncuran kendaraan antariksa Jepang ini sempat ditunda terus menerus akibat cuaca buruk.

Peluncuran tersebut disiarkan langsung dari saluran Youtube JAXA, dengan menggunakan bahasa Inggris dan Jepang. Dilansir dari 9NEWS, Moon Sniper merupakan sebuah satelit revolusioner yang akan meliput benda-benda langit dengan cahaya baru.

“Satelit XRISM atau Misi Pencitraan dan Spektroskopi Sinar-X, merupakan sebuah misi gabungan antara JAXA dan NASA. Serta bekerja sama dengan Badan Antariksa Eropa dan Badan Antariksa Kanada,” kata Richard Kelley, peneliti utama XRISM di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

XRISM akan mendeteksi cahaya sinar-X dan gelombang yang tidak dapat dilihat oleh manusia. Sinar-X juga bisa mempelajari ledakan bintang dan lubang hitam, karena inilah para astronom ingin mengetahui lebih banyak tentang Sinar-X.

“Beberapa hal yang kami harap dapat dipelajari dengan XRISM. Termasuk dampak ledakan bintang dan jet partikel berkecepatan mendekati cahaya yang diluncurkan oleh lubang hitam supermasif di pusat galaksi,” ujarnya.

Sinar-X memiliki gelombang yang sangat pendek sehingga memudahkan untuk menembus cermin dalam bentuk piringan, yang mengamati dan mengumpulkan inframerah dan ultraviolet seperti teleskop luar angkasa James Webb dan Hubble. Oleh karena itu XRISM ini dirancang lebih baik untuk mendeteksi Sinar-X.

Misi ini dilakukan selama tiga tahun, dan satelit akan mudah menangkap Sinar-X yang memiliki energi antara 400 hingga 12.000 elektron volt, dan yang jauh hingga menembus energi cahaya sebesar 2 hingga 3 elektron volt, menurut NASA. Jangkauan ini akan mendeteksi kosmik di seluruh alam semesta.

Resolve, merupakan alat yang bisa melacak perubahan suhu kecil dan membantu menentukan sumber, komposisi, gerakan dan keadaan dari Sinar-X. Resolve beroperasi pada suhu minus 273,10 derajat selsius, 50 kali lebih dingin dibanding suhu di luar angkasa, hal itu karena adanya wadah helium cair seukuran lemari es.

Instrumen tersebut dapat membantu para astronom seperti detail kimiawi gas panas yang bersinar di gugus galaksi. “Instrumen Resolve XRISM akan memungkinkan kita mengintip susunan sumber sinar-X kosmik ke tingkat yang belum pernah mungkin dilakukan sebelumnya,” ujar Kelley. [rri/nasa]

Share