Ratusan Warga Ikut Tenggelam di Yunani, Pakistan Tetapkan “Hari Berkabung”

TRANSINDONESIA.co | Kerabat dan media di Pakistan hari Minggu (18/6) melaporkan sedikitnya 300 warga Pakistan termasuk di antara mereka yang diyakini tewas dalam musibah tenggelamnya kapal migran di lepas pantai Yunani Rabu lalu (14/6).

Sebuah kapal penangkap ikan yang dilaporkan membawa sekitar 750 laki-laki, perempuan dan anak-anak tenggelam di lepas pantai Yunani di Laut Tengah, lima hari setelah meninggalkan bagian timur Libya menuju ke Italia. Kapal naas itu dipadati migran asal Pakistan, Suriah dan Mesir yang melarikan diri dari kondisi ekonomi yang buruk di negara asal mereka, dan berupaya menjangkau kerabat mereka di Eropa.

Pihak berwenang Yunani telah menyelamatkan 104 orang dan menemukan 78 mayat. Sedikit harapan untuk menemukan korban dan penyintas insiden itu.

Kementerian Luar Negeri Pakistan sejauh ini mengkonfirmasi hanya 12 orang yang selamat berasal dari Pakistan, namun menambahkan bahwa mereka sedang memverifikasi jumlah dan identitas warga Pakistan di antara para korban itu.

Meskipun demikian saluran berita Pakistan pada hari Minggu menyiarkan wawancara kerabat para korban yang meratapi kematian sedikitnya 298 warga Pakistan dalam kecelakaan kapal itu.

Para pejabat Pakistan belum menanggapi laporan korban tewas itu.

Kesaksian Keluarga Korban di Pakistan

Muhammad Akash seorang warga Pakistan berusia 21 tahun yang selamat dalam musibah itu diketahui telah berkomunikasi secara teratur dengan keluarganya dan melakukan satu kontak terakhir sebelum memulai perjalanan. “Ia menelpon saudara laki-lakinya dan memohon doa dari keluarganya sebelum memulai apa yang disebutnya sebagai perjalanan berbahaya,” ujar pamannya Amanat Ali kepada kantor berita Prancis AFP setelah mengetahui bahwa Akash merupakan salah seorang dari ratusan orang yang tenggelam di lepas pantai Yunani itu. “Berita ini membuat kami sangat sedih,” ujarnya lirih.

Badan PBB Urusan Pengungsi UNHCR Jumat lalu (16/6) mengatakan “jumlah orang yang berada di atas kapal yang terbalik pada 14 Juni itu masih belum jelas, namun dari berbagai kesaksian diyakini berjumlah antara 400-750 orang.”

Hari Berkabung

Kantor Perdana Menteri Pakistran Shehbaz Sharif mengatakan pihaknya akan memperingati musibah itu dengan memberlakukan hari berkabung nasional pada hari Senin ini (19/6). Belum ada pernyataan soal rincian jumlah korban. Namun, Sharif memerintahkan tindakan tegas terhadap agen yang terlibat dalam penyelundupan manusia.

Pihak berwenang melaporkan telah menangkap 10 orang yang terkait kapal karam itu. Meskipun muncul kritik tajam terhadap upaya Pakistan memberantas perdagangan manusia mengingat praktik ilegal itu terjadi dengan dukungan sejumlah oknum pejabat dan pelakunya sering lolos karena hubungan dekat mereka dengan tokoh-tokoh politik berpengaruh.

Laporan Tahunan Deplu AS: Pakistan Tak Pernah Laporkan Penyelidikan Kasus Perdagangan Manusia

Dalam Laporan Tahunan tentang Perdagangan Manusia 2023 yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri Amerika minggu lalu, Pakistan berada dalam daftar negara-negara yang pemerintahnya tidak memenuhi standar minimum upaya pemberantasan perdagangan manusia. “Pemerintah Pakistan tidak pernah melaporkan penyelidikan dan penuntutan apapun, atau menghukum pejabat pemerintah yang terlibat dalam kejahatan perdagangan manusia. Korupsi dan keterlibatan pejabat-pejabat dalam kejahatan ini masih tetap menjadi keprihatinan utama, dan menghambat langkah-langkah penegakan hukum,” demikian petikan laporan tersebut.

Ribuan anak muda dari keluarga-keluarga miskin Pakistan membayar sejumlah uang kepada penyelundup manusia dan melakukan perjalanan berbahaya untuk memasuki Eropa secara ilegal guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik, meskipun kerap terjadi kecelakaan dan kadang-kadang diserang oleh penjaga pintu perbatasan.

Salah satu peristiwa mengenaskan terjadi Maret lalu ketika seorang atlet perempuan terkenal Pakistan, Shahida Raza, dan 150an orang dari Pakistan, Iran dan Afghanistan tewas saat kapal mereka tenggelam di lepas pantai Italia. [voa]

Share
Leave a comment