Khamenei: Kalau Mau, Iran Bisa Buat Senjata Nuklir
TRANSINDONESIA.co | Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan pada hari Minggu (11/6) bahwa negaranya bisa saja membuat senjata nuklir, jika ia mau.
“Mereka belum bisa menghentikan kemajuan nuklir kami sejauh ini, mereka juga tidak akan bisa melakukannya nanti. Jika kami mau membuat senjata nuklir, kami bisa saja membuatnya. Mereka tahu ini. Makanya, dalih (bahwa Iran membuat) senjata nuklir itu adalah suatu kebohongan,” ujarnya.
Meski demikian, Khamenei menambahkan bahwa Iran tidak membuat senjata nuklir atas alasan keagamaan. Ia menyampaikan hal itu dalam sebuah pertemuan dengan para ilmuwan dan pejabat nuklir negara itu di Teheran.
Program nuklir Iran telah sejak lama menjadi subjek pengawasan negara-negara Barat. Iran pun dijatuhi berbagai sanksi yang melumpuhkan perekonomian negaranya.
Iran pun selalu menyangkal tuduhan bahwa negaranya membuat senjata nuklir dan terus berkukuh bahwa program nuklirnya sepenuhnya untuk tujuan damai. Program nuklir Teheran telah menciptakan kemajuan besar selama lima tahun terakhir, sejak Donald Trump, yang saat itu menjabat presiden AS, menarik Amerika dari perjanjian internasional yang membatasi program tersebut.
Sebuah laporan rahasia dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) baru-baru ini mengatakan bahwa para penyelidiknya telah menutup penyelidikan atas jejak uranium buatan manusia yang ditemukan di Marivan, dekat kota Abadeh, sekitar 525 kilometer tenggara Teheran.
Para pengamat telah berulang kali mengaitkan Marivan dengan kemungkinan adanya program nuklir militer rahasia Iran dan menuduh negara itu melakukan uji coba bahan peledak tinggi di sana pada awal 2000-an.
Meski demikian, Khamenei mendorong kerja sama berkelanjutan dengan lembaga pengawas nuklir PBB, sambil memperingatkan lembaga itu agar tidak menyerah pada “intimidasi” berdasarkan “klaim yang tidak berdasar.”
Khamenei juga mengatakan bahwa perjanjian bisa tercapai di bidang tertentu, akan tetapi “infrastruktur industri nuklir yang ada tidak boleh disentuh.”
Sementara itu, pada kesempatan berbeda di hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, ia sudah menegaskan kembali penolakan Israel terhadap perjanjian nuklir Iran kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Netanyahu mengatakan, perjanjian nuklir dengan Iran tidak akan mengekang program nuklir Teheran dan justru akan memberi negara itu aliran dana yang dapat digunakannya untuk mendukung kelompok-kelompok militan yang menentang Israel.
“Memulihkan perjanjian nuklir dengan Iran tidak akan menghentikan program nuklir Iran dan hanya akan membuat Iran mengirimkan uang, bahkan dalam jumlah besar, ke organisasi-organisasi teroris yang beroperasi berkat dukungannya di Timur Tengah dan di sekitar perbatasan Israel,” kata Netanyahu.
Israel menganggap Iran sebagai musuh terbesarnya, yang menyerukan penghancuran Israel dan mendukung kelompok militan anti-Israel di seluruh kawasan.
Israel juga menuduh Iran berusaha mengembangkan bom nuklir – tuduhan yang dibantah Iran. [voa]