Tim Sepak Bola Akhiri Penantian Medali Emas SEA Games 32 Tahun

TRANSINDONESIA.co | ​​​​​Tim nasional Indonesia U-22 mengakhiri penantian medali emas selama 32 tahun dari cabang olahraga sepak bola, berkat kemenangan 5-2 atas Thailand pada pertandingan final yang dimainkan di Stadion Nasional, Phnom Penh, Selasa malam.

Garuda Muda tidak memperoleh kemenangan itu dengan mudah, setelah unggul 2-0 pada babak pertama, Thailand mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 menjelang waktu normal usai. Namun Indonesia kemudian mampu mengamankan medali emas berkat tiga gol tambahan pada masa tambahan waktu.

Indonesia mencoba mengambil inisiatif serangan terlebih dahulu pada awal babak pertama. Marselino Ferdinan mencoba peruntungannya dengan melepaskan tembakan jarak jauh yang masih belum tepat sasaran.

Thailand kemudian mencoba balas menekan. Dari satu skema serangan, kiper Ernando Ari terpaksa keluar dari sarangnya dan melanggar Teerasak Poeiphamai. Pelanggaran itu menghasilkan kartu kuning bagi Ernando dan tendangan bebas yang tidak membahayakan gawang Indonesia.

Komang Teguh kemudian mencoba melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang masih melambung di atas gawang Thailand. Namun gol pemecah kebuntuan akhirnya tercipta pada menit ke-20. Diawali lemparan ke dalam Alfeandra Dewangga, bola disambut sundulan Ramadhan yang sempat mengenai kaki pemain Thailand sebelum membobol gawang lawan.

Tertinggal satu gol tidak membuat Thailand tampil semakin tajam. Mereka justru minim melancarkan umpan-umpan terobosan, sehingga serangannya relatif mudah diantisipasi para pemain bertahan Indonesia.

Peluang coba dibuat oleh Witan Sulaeman yang melepaskan tembakan namun mudah saja ditangkap kiper Sopowin Rakryat. Indonesia kemudian berbalik memdapat ancaman nyata dari tendangan bebas Thailand sedikit di luar kotak penalti, yang masih membentur pagar pemain tim Garuda Muda.

Menjelang turun minum, Indonesia menggandakan keunggulan. Diawali bola panjang dari belakang kiriman Rizky Ridho, bola tidak dapat dihalau oleh Jonathan Kemdee, untuk kemudian disambar sepakan kaki kanan Ramadhan yang melambung dan masuk ke gawang Thailand yang sudah kosong. Babak pertama pun ditutup dengan keunggulan 2-0 bagi Indonesia.

Pada awal babak kedua, Thailand berusaha menggempur. Ancaman coba ditebar Thailand lewat tendangan Settasit Suvannaseat yang masih dapat ditepis kiper Ernando.

Buah dari kegigihan menggempur pun didapat Thailand pada menit ke-64. Diawali situasi tendangan sudut, bola dapat disambut sundulan Anan Yodsangwal untuk mengubah skor menjadi 2-1.

Marselino memiliki peluang bagus untuk merestorasi keunggulan Indonesia, namun sepakannya masih mengarah ke sudut atas gawang Thailand. Pemain pengganti Irfan Jauhari juga mendapat peluang bagus saat sepakannya melayang di atas gawang lawan, begitu pun peluang Witan yang berada dalam situasi satu lawan satu.

Menjelang waktu normal dan tambahan waktu tujuh menit usai, justru Thailand mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Para pemain Indonesia yang kurang siap akibat menyangka pertandingan telah usai, dikejutkan oleh pergerakan pemain Thailand, yang dituntaskan menjadi gol penyama kedudukan oleh Yotsakon.

Setelah gol penyama kedudukan Thailand tercipta, sempat terjadi perselisihan antara para pemain dan staf kedua tim di tepi lapangan. Namun pertandingan tetap dapat dilanjutkan ke perpanjangan waktu.

Irfan Jauhari kemudian merestorasi keunggulan Indonesia pada awal masa perpanjangan waktu. Gol itu kemudian memicu keributan di antara para pemain dan staf di pinggir lapangan, yang membuat wasit memberi kartu merah kepada kiper Thailand Soponwit dan bek Indonesia Komang Teguh. Setelah itu, Thailand harus bermain dengan sembilan pemain karena Jonathan Kemdee mendapat kartu kuning kedua.

Gawang Thailand kembali bergetar pada menit ke-107. Kali ini Fajar Fathur Rahman menjadi pencetak gol, saat ia berhasil memaksimalkan peluang yang dimilikinya.

Beckham Putra menjadi penutup pesta gol Indonesia, saat ia membobol gawang Thailand melalui sepakan jarak dekat pada menit ke-119. Indonesia pun meraih medali emas SEA Games ketiganya.

Trans Global

Daftar susunan pemain:

Indonesia: Ernando Ari, Bagas Kaffa, Rizky Ridho, Komang Teguh, Haykal Alhafiz, Alfeandra Dewangga, Muhammad Taufany, Marselino Ferdinan, Fajar Fathur Rahman, Ramadhan Sananta, Witan Sulaeman

Thailand: Sopowin Rakryat, Airfan Doloh, Bukkoree Lemdee, Chatmongkol Rueangthanarot, Jonathan Kemdee, Songchai Thongcham, Channarong Promsikraew, Teerasak Poeiphamai, Achitpol Keererom, Settasit Suvannaseat, Chayapiyat Supunpasuch.

Sukses Indra Sjafri yang terulang di Phnom Penh

Raut muka pelatih Timnas U-22 Indonesia Indra Sjafri terlihat semringah saat memasuki lokasi konferensi pers usai pertandingan Indonesia melawan Thailand pada laga final SEA Games 2023 di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (16/5) malam.

Betapa tidak, pelatih asal Sumatera Barat itu baru saja membawa Timnas Garuda Muda itu meraih medali emas SEA Games 2023 setelah ditunggu selama 32 tahun. Terakhir kali Indonesia meraihnya pada SEA Games 1991 Manila.

Kepastian medali emas itu didapat setelah mengalahkan Thailand, yang juga menjadi lawan pada SEA Games 1991, dengan skor 5-2 lewat perpanjangan waktu setelah pada waktu normal kedudukan sama kuat 2-2. Gol penyama tim Negeri Gajah Putih itu bahkan dicetak beberapa detik sebelum laga bubar.

Gol kemenangan Timnas Garuda Muda dicetak oleh Ramadhan Sananta dua gol, berikutnya Irfan Jauhari satu gol, Fajar Fathur Rahman, dan ditutup oleh gol pemain Persib Bandung Beckham Putra. Adapun gol balasan dari Thailand dicetak oleh Anan Yodsangwal dan Yotsakon.

Laga sendiri sempat terjadi insiden antara pemain dan ofisial dari dua tim yang membuat wasit mengeluarkan beberapa kartu merah untuk kedua tim. Aparat keamanan pun sempat harus turun tangan untuk melerainya.

Manajer Timnas U-22 Indonesia Kombes Pol Sumardji bahkan menjadi korban atas insiden tersebut setelah terjadi benturan dengan salah satu ofisial dari timnas Thailand sehingga mengakibatkan luka pada bibirnya. Ia sempat dipapah oleh aparat keamanan dan jajaran pelatih timnas.

Usai insiden, Timnas Garuda Muda yang mendapatkan dukungan warga negara Indonesia di Kamboja, bahkan ada yang datang dari berbagai kota di Tanah Air, langsung termotivasi dan kembali bernyali. Hasilnya, timnas mampu mengakhiri laga dengan kemenangan telak, 5-2.

Bagi Indra Sjafri, menjadi pelatih Timnas Indonesia di SEA Games adalah kesempatan keduanya. Sebelumnya, pelatih asal Sumatera Barat ini mendapatkan kepercayaan untuk menjadi juru racik Timnas Garuda saat berlaga pada SEA Games 2019 Filipina.

Pada kejuaraan multicabang 2 tahunan itu, Indra Sjafri tetap dibilang bisa menorehkan hasil bagus meski hanya mampu mempersembahkan medali perak setelah di partai puncak harus menyerah dari Vietnam dengan skor 0-3.

Namun, tren pelatih berusia 60 tahun menanjak. Meski tidak bersama timnas pada SEA Games 2021 Vietnam yang berlangsung pada 2022, Indra percaya diri menatap SEA Games 2023 setelah mendapatkan limpahan tanggung jawab karena pelatih Shin Tae-yong fokus ke Timnas U-20.

Timnas U-20 diproyeksikan untuk turun di Piala Dunia U-20 di Tanah Air. Hanya saja kejuaraan yang seharusnya digelar 20 Mei hingga 11 Juni harus dipindahkan ke Argentina karena ada beberapa permasalahan di Indonesia, termasuk soal keikutsertaan Timnas Israel.
​​
Kepercayaan kepada pria yang juga Direktur Teknik PSSI akhirnya dibayar dengan tuntas dengan meraih medali emas cabang olahraga paling digandrungi di Tanah Air. Jelas, ini merupakan hasil yang istimewa di tengah keringnya prestasi sepak bola Indonesia. Masyarakat Indonesia harus bangga.

Sebelum menangani Timnas U-22, pelatih kelahiran Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada 2 Februari 1963 itu mendapatkan kepercayaan menangani Timnas U-16 pada 2011, pelatih Timnas U-19 pada 2011-2014, Bali United pada 2014-2017, Timnas U-19 pada 2017-2018, Timnas U-23 pada 2019-2020, dan Direktur Teknik mulai 2020 hingga saat in. [ant]

Share