Bapanas Gencarkan Pengecekan Keamanan Pangan Masyarakat

TRANSINDONESIA.co | Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggencarkan pengecekan pemenuhan persyaratan keamanan pangan pada Ramadan dan menjelang Lebaran 2023. Hal itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adhi saat meninjau pengawasan mutu dan keamanan pangan, di Superindo Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (27/3/2023).

Menurutnya, langkah tersebut untuk memastikan pangan segar yang dikonsumsi masyarakat aman serta terhindar dari kandungan residu pestisida berlebihan. “Hari ini NFA kembali melakukan satu tugasnya untuk menjaga kemanan dan mutu pangan,” katanya.

Dia menjelaskan, pemenuhan persyaratan keamanan pangan ini dilakukan melalui sejumlah hal. Diantaranya, meliputi penjaminan produk pangan segar dan sarana penanganannya, pemberian izin edar, penjaminan sarana, dan pengawasan keamanan produk pangan di peredaran.

Pemenuhan persyaratan dilakukan melalui pengujian sample secara cepat atau rapid test. Maupun ke laboratorium yang terakreditasi.

“Tadi kita cek izin, label, gizi pangan yang ada di Superindo Sawangan, dan kegiatan ini sesuai dengan amanat Perpres 66 tahun 2021. Di mana NFA diamanatkan untuk memastikan pemenuhan persyaratan keamanan, mutu, label, gizi dan iklan pangan segar,” katanya, menjelaskan.

Dari pantauan RRI.co.id, pada pengawasan mutu dan keamanan pangan di Superindo Sawangan terdapat sejumlah pangan yang dilakukan rapid test. Seperti tomat, kentang, kubis, cabai, bayam, bawang bombay, anggur, brokoli, ayam, dan ikan kembung.

Hasilnya, kentang dan kubis mengandung residu pestisida sedikit melebihi ambang batas. Sehingga keduanya akan dibawa untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium yang terakreditasi.

Jika hasilnya menunjukan bukti tidak aman, maka Bapanas akan melakukan penelurusan produsen pangan tersebut. Kemudian meminta agar penggunaan pestisida tidak berlebihan.

Ke depan, lanujut Arief, pengecekan pemenuhan persyaratan keamanan pangan akan dilakukan secara berkala oleh dinas terkait di seluruh Indonesia. Sebab saat ini pihaknya tengah mempersiapkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaannya.

“Karena ini sangat penting sekali menyangkut keselamatan dan kesehatan konsumen. Untuk itu, kita lakukan secara detail dan satu-persatu,” ujarnya.

“Saya sudah sampaikan agar sample yang terindikasi memiliki kandungan residu di atas ambang batas untuk diuji lebih lanjut di laboratorium yang terakreditas. Kemudian ditelusuri sumber pasokannya,” ucapnya.[rri]

Share
Leave a comment