Tenda Kuliner, Oase Kuliner Kelas Mahasiswa di Bogor Yang Nyaman di Kantong
TRANSINDONESIA.co | Pesatnya perkembangan UMKM di Kota Bogor semakin menunjukkan geliatnya dan beragam pula bentuk dan kehadirannya. Hadirnya Tenda Kuliner jadi salah satu bukti akan peningkatan UMKM yang ada di Kota Bogor. Secara konsep, Tenda Kuliner merupakan sebuah tempat berkonsep semi-cafe dengan sistem pujasera atau foodcourt yang berdiri pada Agustus 2018. Lokasinya berada di Jalan Sholeh Iskandar No.16, Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Hadirnya, Tenda Kuliner menurut sang pemilik, Muhamad Zacky, adalah salah satu kontribusinya selaku warga Kota Bogor guna memperbaiki perekonomian keluarga sekaligus UMKM yang di Kota Bogor dan itu jadi awal perjalanan Tenda Kuliner ini berdiri.
Perhatian Zacky dalam menyelamatkan UMKM di kota Bogor mendapat dukungan positif dari masyarakat sekitar. Saat ini, setidaknya ada kurang lebih 13 stand UMKM yang menjajakan makanan dan minuman, mulai dari makanan utama hingga berbagai jenis minuman serta jajanan. Tenda Kuliner juga mengadakan berbagai macam event seperti live music setiap Jumat dan Sabtu sore, kopdar gabungan pecinta otomotif, nonton bareng (nobar) pertandingan liga liga Eropa, dan masih banyak lagi. Selain menambah jumlah pengunjung milenial karena mengusung konsep Semi-Cafe, hal ini tentunya menghadirkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Satu hal yang paling ditakuti oleh Usaha kuliner: Krisis, jika itu terjadi sangat memukul usaha seperti yang dijalankan oleh Zacky itu. Tenda Kuliner pernah mengalami krisis, yaitu pada saat awal pandemi di 2020, bahkan pukulan berupa penurunan omset yang signifikan hingga mengakibatkan mereka menutup outlet saat PPKM level 4 diberlakukan di Kota Bogor. Krisis selama Pandemi Covid-19 berlangsung membuat omset penjualan offline menurun hingga 50%. Namun, untungnya Tenda Kuliner juga melayani pembeli secara online lewat kerja sama dengan pihak ojek online di bagian makanan. Sehingga, meski tidak banyak membantu, namun keberlangsungan usaha dan perputaran ekonomi UMKM di Tenda Kuliner tetap terjaga.
Setelah Pandemi mulai mereda, Tenda Kuliner mulai kembali menggeliat. Zacky mengaku, ada perbedaan sebelum dan setelah adanya Pandemi Covid-19. Zacky mengatakan setelah pandemi ini sudah mulai mereda, perekonomiannya mulai kembali membaik. “(Alhamdulillah) perlahan merangkak, jumlah pengunjung naik walaupun belum mencapai level seperti pra pandemi, contohnya setiap weekend biasanya kita sampai kehabisan meja dan kursi sehingga perlu meja kursi tambahan. Setelah pandemi ini walaupun full, kapasitas masih cukup,” ujar Zacky.
Dampak Covid-19 juga dirasakan oleh Warung Biby, salah satu pengisi stand UMKM di Tenda Kuliner, Bogor. 2 tahun pandemic covid-19 berlangsung, turut yang mempengaruhi usaha makanannya. Warung ini berdiri satu tahun setelah Tenda Kuliner didirikan, yaitu pada tahun 2019 oleh sang pemilik, Selvy. Awal usaha dirintis dari keisengannya dengan menggunakan modal tabungannya, kini Selvy dapat memiliki 3 stand UMKM yang ada di Tenda Kuliner, Bogor.
Dalam sehari, omset yang didapat ketika ramai pembeli mencapai 1 juta lebih, namun itu diluar pendapatan onlinenya (gofood, grabfood). Selvy mengatakan terkait pendapatan online ini pun lebih sedikit. Saat terjadi kenaikan harga pada bahan dasar dagangannya, Selvy merasa tidak terlalu mempermasalahkan. “Ya kalau naiknya tidak signifikan, tetap nggak menambah harga penjualan lah, tapi kalau signifikan bisa lah di akalin sedikit atau nambah nambah sedikit,” ungkap Selvy. Dalam hal resiko, ketika dagangan tidak habis, dagangannya akan dibagikan kepada karyawannya yang bekerja bersamanya dan beliau tidak merasa rugi akan hal itu. “Yaa sekalian sedekah juga lah,” ungkap Selvy.
Hadirnya Tenda Kuliner ini menjadi salah satu penyelamat usaha para UMKM yang berada di Kota Bogor semenjak pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia pada tahun 2020. Selvy sendiri merasa senang dan sangat terbantu dengan hadirnya Tenda Kuliner dan tentunya para mitra pelaku UMKM lainnya yang menempati lokasi yang sama dengan Selvy.
Lokasi yang strategis, inovasi yang dikembangkan melalui konsep semi-café dengan target utama para anak muda khususnya mahasiswa ini pun mempengaruhi omset penjualan para UMKM disana. Apalagi harga makanan dan minuman yang dibandrol di sana sangat variatif, mulai dari Rp10.000 – Rp30.000 yang sangat pas dengan kantong anak mahasiswa.*
Savaira Yuktana Vidyasmara – Mahasiswa Prodi Komunikasi Digital & Media, Sekolah Vokasi IPB University