Mantan PM Pakistan Imran Khan Terluka dalam Serangan Bersenjata

TRANSINDONESIA.co | Seorang pria bersenjata, Kamis (3/11), melepaskan tembakan ke sebuah truk kampanye yang membawa mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Seorang pejabat partai Khan, Asad Umar, mengatakan, Khan tertembak kakinya namun tidak menderita luka yang parah, sementara salah seorang pendukungnya tewas. Menurut polisi, sembilan orang lainnya juga terluka.

Identitas pria bersenjata, yang ditangkap di tempat kejadian, tidak segera diketahui. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu.

Serangan itu menimbulkan kekhawatiran baru tentang meningkatnya ketidakstabilan politik di Pakistan, negara bersenjata nuklir dengan populasi besar, 225 juta orang.

Sejak penggulingannya melalui mosi tidak percaya di Parlemen pada bulan April, Khan telah mampu memobilisasi unjuk rasa massal di berbagai pelosok negara itu, di mana ia telah menghasut orang banyak dengan klaim bahwa ia adalah korban konspirasi penggantinya, Perdana Menteri Shahbaz Sharif, dan Amerika Serikat. Baik perdana menteri baru dan Washington telah membantah tuduhan tersebut.

Pakistan memiliki sejarah pembunuhan bermotif politik selama beberapa dekade. Yang paling terkenal menimpa Benazir Bhutto, yang dua kali menjadi perdana menteri dan pemimpin perempuan pertama yang terpilih secara demokratis di sebuah negara Muslim.

Ia dibunuh oleh seorang pelaku serangan bom bunuh diri pada tahun 2007 di sebuah rapat umum pemilihan di Rawalpindi saat ia berkampanye untuk masa jabatan ketiga.

Perdana menteri pertama Pakistan, Liaquat Ali Khan, juga ditembak pada tahun 1951, di Rawalpindi. Beberapa menteri, gubernur provinsi, dan pemimpin partai politik senior juga telah dibunuh sejak Pakistan dibentuk pada 1947.

Menurut polisi, serangan hari Kamis terjadi di distrik Wazirabad di provinsi Punjab, Pakistan Timur, di mana Khan bepergian dengan konvoi besar truk dan mobil menuju ibu kota, Islamabad, sebagai bagian dari kampanyenya yang bertujuan memaksa pemerintah untuk mengadakan pemilu dini.

Di antara yang terluka juga Faisal Javed, seorang anggota parlemen dari Tehreek-e-Insaf, partainya Khan. Dalam sebuah pernyataan video, dengan darah menodai pakaiannya, Javed bersikeras bahwa pawai protes Khan ke Islamabad tidak akan berhenti.

Petugas polisi distrik Ghazanfar Ali mengatakan satu orang tewas dan sembilan lainnya terluka dalam serangan itu. Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah Khan menuntut laporan dari polisi tentang insiden itu dan mengutuk serangan tersebut. [voa]

Share