Tersangka Pembunuhan Jurnalis Inggris dan Pakar Hutan Amazon di Brazil Jalani Tahanan Rumah

TRANSINDONESIA.co | Hakim Brazil mengizinkan salah satu tersangka pembunuhan jurnalis Inggris Dom Phillips dan pakar masyarakat suku asli Brazil Bruno Pereira dibebaskan dengan jaminan menjadi tahanan rumah, kata media setempat pada Senin (24/10).

Ruben da Silva Villar, yang juga dikenal sebagai “Colombia,” dibebaskan pada Jumat (21/10), menurut laporan wartawan lokal, setelah keputusan yang diambil tiga hari sebelumnya dan baru diketahui AFP pada Senin.

Hakim federal Fabiano Verli memutuskan bahwa Villar, yang telah ditahan sejak Juli, dapat membayar uang jaminan sebesar 15.000 real Brazil – sekitar Rp44 juta – dan menunggu persidangan di sebuah alamat di ibu kota negara bagian Amazonas, Manaus.

“Individu yang menerima bantuan ini bukan seorang anak-anak dan harus secara ketat mematuhi persyaratan untuk bantuan hukum ini,” Verli memutuskan, menetapkan agar terdakwa wajib menghadap pihak berwenang di Manaus setiap bulan dan akan dipantau melalui perangkat elektronik di pergelangan kakinya.

Phillips, 57, dan Pereira, yang berusia 41 tahun, ditembak mati pada 5 Juni 2022 di Lembah Javari, kawasan hutan dekat perbatasan Brazil dengan Peru dan Kolombia, yang menjadi lokasi maraknya penangkapan ikan, penebangan hutan dan pertambangan ilegal, serta perdagangan narkoba.

Pereira berupaya menghentikan penangkapan ikan ilegal di cagar alam Lembah Javari, sebuah wilayah yang lebih besar dari Austria, dengan konsentrasi terbesar suku-suku tak terjamah di Bumi.

Phillips sendiri merupakan jurnalis lepas untuk The Guardian, The New York Times dan surat kabar lainnya. Ia mengunjungi wilayah itu bersama Pereira untuk menulis bukunya yang berjudul “Cara Menyelamatkan Amazon.”

Para pemimpin suku asli yang bekerja sama dengan Pereira menuduh Villar memerintahkan pembunuhan sang pakar karena membantu mengorganisir patrol suku asli yang menyita tangkapan ikan yang ditangkap secara ilegal.

Polisi menyebut Villar, tersangka pengedar narkoba, memimpin sebuah kelompok “yang bertanggung jawab memperjualbelikan ikan dalam jumlah besar untuk diekspor ke negara-negara tetangga.”

Selama menjalani tahanan rumah, Villar tidak akan dapat meninggalkan Brazil dan telah dipaksa menyerahkan paspornya. [voa]

Share