AS Tuduh Rusia Lecehkan Navalny di Penjara
Pengkritik Presiden Vladimir Putin yang paling vokal di Rusia, tengah menjalani hukuman penjara selama sembilan tahun atas serangkaian dakwaan yang ia sebut bermotif politik.
TRANSINDONESIA.co | Amerika Serikat pada hari Jumat (9/9) menuduh pihak berwenang Rusia melanggar hak-hak pemimpin oposisi Moskow yang tengah dipenjara, Alexei Navalny. Rusia disebut membatasi kontak Navalny dengan pengacara dan berulang kali memasukkannya ke dalam sel isolasi.
Navalny, pengkritik Presiden Vladimir Putin yang paling vokal di Rusia, tengah menjalani hukuman penjara selama sembilan tahun atas serangkaian dakwaan yang ia sebut bermotif politik.
“Amerika Serikat sangat prihatin dengan meningkatnya campur tangan sewenang-wenang pemerintah Rusia terhadap hak-hak Aleksey Navalny,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan Jumat (9/9) malam.
AS mengatakan otoritas penjara telah mengganggu akses Navalny kepada tim pengacaranya dengan melakukan pengawasan terhadap pertemuan mereka dan menunda pertukaran dokumen dan komunikasi di antara mereka.
“Gangguan ini, bersama dengan pengalihannya berulang kali ke sel isolasi atas dugaan pelanggaran kecil, adalah bukti lebih lanjut dari pelecehan bermotif politik,” lanjut pernyataan tersebut.
Dalam beberapa minggu terakhir, pemimpin oposisi berusia 46 tahun yang dipenjara di dekat kota Vladimir, sekitar 200 kilometer di luar Kota Moskow, itu mengatakan bahwa dirinya ditempatkan di sel isolasi pada beberapa kesempatan sebagai bentuk hukuman, termasuk karena mencoba membentuk serikat di penjara tempatnya ditahan.
Selain menggambarkan penangkapan Navalny sebagai sesuatu yang “sudah cukup memalukan,” Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan bahwa tindakan Moskow yang “berkeras terus melecehkannya [Navalny] hanya menyoroti ketidakamanan dan ketakutan mereka terhadap orang-orang yang mengatakan kebenaran.”
Foto-foto ayah dua anak yang diterbitkan pekan lalu oleh media independen Rusia menunjukkan sosoknya yang kurus kering dan kelelahan.
Para pembantunya telah meningkatkan kewaspadaan. Mereka mengatakan, prosedur komunikasi yang baru mencegah mereka untuk mengetahui apa yang terjadi padanya. [voa]