Transformasi bukan Siap Grak Pinter Grak

TRANSINDONESIA.co | Oleh: Brigjen Pol Chrysnanda Dwilaksana

Kebiasaan instan, sak deg sak nyek seakan main sulap, bim salabim maka jadilah. Proses banyak diabaikan, bahkan dianggap tiada kemajuan. Perubahan mind set memerlukan satu generasi, kata Prof Parsudi Suparlan kepada saya. Awalnya saya tidak mempercayainya. Faktanya memang demikian. Apalagi kalau sudah memdarah daging turun temurun dilakukan demikian.

Kebiasaan copy paste juga membuat lambat adanya suatu perubahan. Melakukan perubahan akan berdampak pada tergerusnya kaum status quo dan kaum mapan nyaman. Mereka akan mati matian mempertahankan bahkan membully atau mencari kesalahan dan menyalahkan.

Dream come true memerlukan proses panjang dan perjuangan. Dimulai dari konseptual bahkan teoritikal yang menjadi landasan grand strategy, penyiapan aturan hukum dan tatanan tanan sampai dengan panduan panduannya. Dan yang terpenting menyiapkan SDM yang akan mengawakinya.

Transformasi dalam suatu disrupsi memerlukan adanya:

1. Political will yang kuat
2. Kepemimpinan yang transformasional
3. Infrastruktur dan sistem sistem pendukungnya
4. Aturan, hukum, panduan sd SOP
5. Tim transformasi sebagai tim back up atau tim management
6. Sdm yang akan mengawaki secara profesional
7. Program program unggulan yang visioner
8. Pilot project
9. Monitoring dan evaluasi
10. Pola pengembangan

Sepuluh point di atas saling terhubung satu sama lainnya sebagai sistem yang holistik merubah mind set untuk mencapai tujuan transformasi.

Tahapan yang dilakukan antara lain:

1. Tahap mengetahui
2. Tahap memahami
3. Tahap memanfaatkan
4. Tahap mengembangkan
Tahapan tersebut harus dilalui dan proses cepat atau lambat tergantung bagaimana political will dan pemimpinnya. Tatkala political will kuat dan pemimpinnya dapat dikatakan transformatif maka akan dspat berkembang cepat, demikian juga sebaliknya.

Melakukan disrupsi memerlukan nyali. Proses panjang dan banyak kesulitan. Terutama dari kalangan internal yang sudah mapan dan nyaman dengan cara dan gaya yang merrka telah nikmati previlednya. Mereka mati matian mempertahankan dengan berbagai cara.

Transformasi bagai mendapat vaksin yang dspat dirasskan demam atau susah payah pada awalnya. Transformasi untuk membongkar pola pikir yang terbelenggu atau captive mind sejalan demgan menemukan keutamaan dan mengembalikan pada core valuenya.

Jadi memang tidak bisa siap grak berubah grak berhasil grak. Semua yang menginginkan instan dapat dipastikan penuh dengan kepura puraan (pseudo). Kepentingannya hanya pada previledgenya dan membangun clique atau klik dan mengkroni.

Pendekatan personal dan sarat potensi KKN akan subur dan merajalela. Core value aktual akan berneda bahkan bertentangan dengan yang ideal.

Tegalparang suta 300822

Share