Penembakan Sekolah Texas: Polisi Akui Bersalah Tak Segera Bekuk Pelaku

TRANSINDONESIA.co | Direktur Departemen Keamanan Masyarakat Texas mengatakan pada Jumat (27/5) bahwa polisi yang menanggapi peristiwa penembakan di Sekolah Dasar Robb di Uvade, Texas, AS, membuat keputusan untuk tidak segara memasuki ruang kelas tempat penembak berada. Keputusan tersebut dibuat karena mereka yakin para siswa tidak lagi dalam keadaan bahaya.

Direktur Keamanan Publik Steven McCraw mengatakan komandan insiden di lokasi penembakan sekolah yang terjadi pada Selasa (24/5) itu menilai tidak ada lagi penembak aktif atau ancaman terhadap anak-anak. Ia mengira situasi telah beralih ke penyanderaan sambil ia menunggu tim taktis tiba.

McGraw mengidentifikasi komandan tersebut adalah Pete Arredondo, kepala polisi Distrik Sekolah Konsolidasi Uvalde.

McGraw mengatakan kepada wartawan, dengan melihat ke belakang, “itu adalah keputusan yang salah” untuk menunggu dalam menghadapi si penembak.

Polisi Uvalde mendapat kecaman tajam dari orang tua dan warga di tempat kejadian pada Selasa (24/5) atas keterlambatan mereka dalam menghadapi penembak, Salvador Ramos, 18 tahun. Ramos memasuki sekolah tersebut melalui pintu yang tidak terkunci dan menembak mati 19 siswa dan dua guru.

Para pejabat mengatakan Ramos, seorang remaja putus sekolah menengah, berada di sekolah itu selama 40 menit hingga satu jam sebelum polisi menyerbu ruang kelas empat tempat pembunuhan terjadi.

Gubernur Texas Gregg Abbott Abbott, yang awalnya memuji tanggapan polisi, mengatakan pada Jumat (27/5) bahwa dia sangat marah mengetahui bahwa dia telah diberikan informasi yang tidak akurat. Dia menyerukan agar tindakan polisi diselidiki secara “menyeluruh.”

McGraw mengatakan sebanyak 19 petugas polisi tiba di tempat kejadian dan berada di lorong sekolah, tetapi komandan insiden merasa tim taktis dibutuhkan untuk melakukan operasi polisi yang dianggap perlu.

Petugas taktis Patroli Perbatasan AS akhirnya tiba, bersama dengan petugas dan peralatan lainnya, termasuk perisai balistik. Mereka memasuki ruang kelas tempat Ramos berada yang akhirnya tewas ditembak aparat.

McGraw mengatakan berdasarkan suara yang direkam pada kamera keamanan dan selongsong peluru yang ditemukan di tempat kejadian, Ramos menembakkan lebih dari 100 peluru selama insiden tersebut.[voa]

Share