Guru dengan Hati Menginspirasi

TRANSINDONESIA.co | Oleh: Chryshnanda Dwilaksana

Guru mengajarkan tatanan dan tuntunan dengan contoh yang dapat menjadi tontonan. Guru sebagai profesi yang memiliki tanggung jawab moral besar bagi keberlangsungan hidup di masa depan. Menjadi guru bukan sekedar profesi namun juga jalan hidup boleh dikatakan lengkap bagi hidup dan kehidupan.

Guru berperan sebagai orang tua, mentor sekaligus sahabat yang memiliki kewajiban dan kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, menemani, mentransformasi, memberi solusi, bahkan kalau perlu malah mbayari. Walau bukan cita citanya untuk menjadi guru, namun para guru penuh cinta dan bangga dengan profesinya, karena ia sadar bahwa dirinya tersesat di jalan yang baik dan benar.

Itulah yang menyebabkan terus berani menjalani profesi sebagai guru. Di jalan hidup sebagai guru ada cinta dan kebanggaan yang ia diajarkan bagi para muridnya. Dalam mendidik guru juga menerapkan ajrig asih. Ia ditakuti dipatuhi disegani karena mengasihi. Sikap tegas dan keras guru adalah tanda cintanya bagi semakin manusiawinya manusia. Guru dituntut untuk mampu terus bertahan berbagi ilmu sepanjang hayatnya, walau terus ada rintangan, karena besar rasa cintanya akan manusia dan kemanusiaan.

Kebanggaan sang guru tatkala muridnya mampu melampaui dirinya. Guru bagai menemukan rajawali di antara ayam ayam kampung memotivasi dan membukakan jalan untuk terbang mengangkasa menjelajahi dunia. Guru dari yang lokal mampu mengglobalkan para muridnya.

Guru menjadi kunci pendidikan dengan hati berbagi ilmu bagi murid muridnya demi hidup dan kehidupan yang lebih maju. Para guru tidak boleh terdemotivasi apapun keadaan dan alasannya karena ia panutan sekaligus harapan. Guru seakan menjadi pelita yang menerangi walau dirinya harus meleleh. Guru mengasihi dan bukan minta dikasihani namun pembelaan politis tetap dibutuhkan bagi para guru untuk terus mampu bertahan sebagai sang pencerah. Guru sang pembelajar yang berkewajiban belajar dan mengajar sepanjang hayatnya. Ia boleh pensiun namun pencerahannya tetap memberikan keharupan dan keteladanan yang terus dikenang.

Hidup dan kehidupan guru seringkali tidak sesuai antara harapan dan kenyataan. Tugas tanggungjawab guru yang begitu besar namun seringkali mengandalkan sebagai guru tak mencukupi apa yang dibutuhkan.

Tatkala secara ekonomi dan sosial para guru masih kesulitan mendapatkannya, maka akan banyak para guru banyak yang mencari sambilan pekerjaan lain. Apa saja yang penting bisa menopang kecintaan dan kebanggaannya sebagai guru. Tatkala para masih kesulitan hidup dan guru  dengan status sosialnya rendah apalagi direndahkan akan berdampak luas, terutama pada kualitas pengajarannya. Tatkala keluarga maupun masyarakat meragukan statusnya, maka masyarakat bahkan para muridpun bisa hilang kepercayaan kepadanya.

Status sosial bagi guru dalam hidup dan kehidupan menjadi penting dan mendasar. Walau dilandasi cinta dan ketulusan hati sekalipun, namun pembelaan dalam political will akan status sosial bagi para guru tetap menjadi pilarnya agar para guru dengan sepenuh hati tetap menjadi sang pencerah dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.*

Selamat Hari Guru, dari Pulau Weh 251121

Share
Leave a comment