Bahagia yang Membahagiakan?
TRANSINDONESIA.CO | Anthony de Mello spiritualis dari India mengatakan: kebahagian adalah buah sesuatu, bukan sesuatu. Rabindranath Tagore mengatakan : di dalam mimpi aku mendapatkan bahwa hidup adalah kebahagian.
Tatkala aku bangun ak mendapatkan bahwa hidup itu ternyata kewajiban. Dan tatkala aku memenuhi kewajiban aku menemukan kebahagiaan. Ki Ageng Suryomentaram spiritualis atau bisa dikatakan filsuf yang mencari dan menemukan “begja” atau hidup bahagia. Bahagia menurut Ki Ageng Suryomentaram sejatinya adalah hal yang sederhana dan mudah diimplementasikan.
Hanya saja seringkali keinginan atau harapan tidak dapat dikendalikan tatkala menemukan kenyataan yang berbeda atau bahkan bertentangan dari harapannya. Kebahagiaan senantiasa diidam idamkan namun seringkali tergerus bahkan hilang karena rasa khawatir, iri dengki dan ketidakpuasan yang berlebihan. Menemukan kebahagiaan sejatinya ada dari diri sendiri yang mampu melihat sisi kebaikan dan mensyukurinya.
Menjalani hidup dqn menemukan kebahagiaan tatkala dieinya mampu mengendalikan jiwa, pikiran dan amarahnya. Selain itu ada keprasahan yang melepas kekhawatiran. Hal itu berdampak pada ketakutan dan pikiran negatif, tatkala berlebihan maka sukacita menghilang. Hidup yang bahagia bukan berarti tanpa problem dalam hidupnya melainkan mampu mengatasi dan menemukan solusinya. Kebahagiaan bukan pemberian namun ditemukan dari proses panjang dari perjalanan dan pengalaman hidup. Kebahagian yang sejati tatkala berdampak bagi bahagianya orang lain dan bukan sebaliknya
Kebahagiaan karena rasa dengan hasrat bagi bahagianya diri maupun orang lain. Tentu saja bukan karena kepentingan yang sarat yipu daya topeng rekayasa. Hidup yang bahagia tatkala dalam hidupnyamampu memahami, merelakan, mensyukuri walaupun harus berkorban. Segala sesuatu yang penuh kepura puraan akan menyesatkan bahkan menghilangkan kebahagiaan. Kebahagiaan itu apa adanya dan menikmati apa yang bisa serta dari apa yang ada. Di situlah seni dalam hidup, walau kadang dianggap biasa biasa dan seakan semua orang bisa. Seni itu salah satu cara membuat orang bisa bahagia? Seni tatkala jauh dari ketulusan dan kejujuan apalagi sarat rekayasa dan kepura puraan sejatinya seninya menjadi sesuatu yang semu.
Menuju hidup bahagia sesungguhnya menuju pada jati dirinya. Sederhana dan mudah dilakukan dengan kesadaran yang penuh dengan rasa syukur yang mendalam. Bahagia sejati tidak menyusahkan apalagi mengeksploitasi dari kesusahan orang lain. Kebahagiaan yang tercipta di atas penderitaan orang lain bukanlah kebahagiaan melainkan penindasan. Kebahagiaan akan sirna tatkala hidup diisi dengan sikap cengeng yang terus mengeluh dan selalu minta dikasihani. Seni yang membahagiakan tatkala hidupnya mampu memberi ruang bernagi bagi orang lain bisa ikut menikmati. Tentu saja itu semua penuh dengan ketulusan yang apa adanya tanpa mengada ada.*
Menjelang tengah malam Laras Asri 141021
Chryshnanda Dwilaksana