Karya Jiwa Edward Munch
TRANSINDONESIA.CO | Edward Munch pelukis Norwegia karya karyanya sarat dengan goresan garis warna dan figur yang menampilkan suatu jiwa. Kekuatan rasa pada garis dan warna pada karya Munch tak lepas dari kekuatan dari ekspresi imajinasinya. Rasa duka, kesepian, kesakitan dari apa yang ia pikirkan dan imajinasikan dituangkan dalam karya rupa.
Munch mengajak kita berdialog dengan karya karyanya. Memberi jalan dan ruang menelusuri relung dan lorong lorong jiwa dalam karyanya. Karya Munch yang menjadi master piecennya “the scream” mampu mengekspresikan jiwa yang ditangkap indera bahkan menjadikan ikon teriakan, ketakutan jiwa yang mencekam.
Kejujuran dan keberanian mengekspresikan jiwanya dalam karya seolah ia menunjukkan ada sesuatu di balik figur figur yang ia torehkan dalam garis dan warna.
Karya karya Munch seakan belum tuntas namun sebenarnya ia telah menuntaskan jiwanya dalam setiap karyanya. Munch membuat sesuatu dalam pikiran perasaan dibungkus jiwa kuat sehingga pesan dan makna seperti apa yang ia rasakan. Memang sulit menuliskan apa yang saya rasakan dalam menikmati karya Munch. Mengungkapkan kata jiwa tak selalu sama dan bisa saja bervariasinya.
Karya yang sudah tercipta para pengamat dan penikmatnya di beri kebebasan dan kemerdekaan menikmati. Bisa saja memberikan kritik bahkan tidak sepaham dengan penciptanya. Warna warna soft Munch dalam tangkapan indera saya ada sesuatu yang menarik jiwa untuk mengamatinya secara lebih mendalam.
Dari potret, kisah atau fragmen, alam benda dan pemandangan alam karya Munch ada kekuatan yang frekwensinya menyangkut pada indera menjalar pada jiwa. Kata pelukis S Sudjojono adalah ” jiwa ketok”. Jiwa Munch ada di karyanya. Munch sendiri menyepi murung dan mengalami banyak tekanan atas hidup dan kehidupannya. Kesedihan Munch nampak jelas dalam karya karyanya.
Munch melukiskan jiwanya dalam karya yang memiliki ” greng ” kata pelukis Widayat. Dari greng ini ada sesuatu jembatan jiwa yang memancar mengembara dalam hidup dan kehidupan tak hanya di Norwegia nqmun mendunia. Munch membuat suatu keabadian melalui karya karyanya yang menginspirasi.
Munch hidup dalam passion seninya. Ia seakan menemukan dunianya walau dalam duka yang ia terus gelorakan dalam karya rupa.*
Kata Rupa di Mata Saya 081021
Chryshnanda Dwilaksana