Laporan FBI: Pembunuhan AS Naik Hampir 30% Tahun Lalu

TRANSINDONESIA.CO | Tingkat pembunuhan di AS naik hampir 30 persen tahun lalu dibandingkan 2019. FBI pada Senin (27/9) melaporkan bahwa kenaikan itu merupakan bagian dari kenaikan kekerasan secara umum di negara itu.

Dalam laporan statistik kejahatan tahunan, FBI mengatakan hampir 1,3 juta kejahatan dengan kekerasan dilakukan di AS tahun lalu, naik 5,6 persen dari 2019 dan pertama kalinya angka itu naik dalam empat tahun.

Hampir 18.000 pembunuhan dilaporkan, kata FBI.

Laporan FBI itu menandai kaitan antara penembakan dan pembunuhan. Pembunuhan bersenjata angkanya mencapai lebih dari dua dari tiga kematian semacam itu, menurut data tersebut. FBI, badan investigasi kriminal tertinggi di negara itu, mengatakan ada lebih dari 6,4 juta kejahatan terkait properti, turun 7,8 persen dari setahun sebelumnya. Ini menandai tahun ke-18 berturut-turut angka itu menurun.

Meskipun jumlah pembunuhan dan pembunuhan tanpa kelalaian meningkat, FBI mengatakan jumlah perampokan turun 9,3 persen dan pemerkosaan turun 12 persen, sementara perkiraan jumlah serangan yang bertujuan menimbulkan luka naik 12,1 persen.

Terkait kejahatan properti, FBI mengatakan jumlah perampokan turun 7,4 persen dan pencurian turun 10,6 persen, tapi pencurian kendaraan naik 11,8 persen.

Secara kolektif, para korban kejahatan properti, termasuk pembakaran, mengalami kerugian 17,5 milyar dolar pada 2020, kata laporan itu.

Dinas penegak hukum di seluruh AS menangkap 7,6 juta orang tahun lalu, termasuk yang melakukan pelanggaran lalu lintas, tambah laporan itu. [vm/jm]

Sumber: Voaindonesia

Share