Gerakkan Seni Kerakyatan Gaya Kamasan

TRANSINDONESIA.CO | Lukisan wayang gaya Kamasan menjadi salah satu kekayaan seni lukis Bali. Seni lukis wayang Kamasan berkembang turun temurun. Lukisan wayang gaya Kamasan beragam tema dan warna yang khas. Dari ceritera bapak Jero Mangku Muliarse generasi ke 5 dari bapak Modare pendahulu model lukisan wayang Kamasan. Banyak kisah yang digambarkan untuk menghiasi Puri maupun Pure salah satunya dapat dilihat di Kertagosa.

Seni lukis wayang gaya Kamasan telah menjadi simbol seni lukis Bali dari Kabupaten Klungkung khususnya Kamasan. Apa yang dikembangkan dalam seni kerakyatan Bali ini yang menarik dilakukan dalam suatu paguyuban. Salah satu dari kelompok yang menekuni seni lukis gaya kamasan adalah ibu Ni Wayan Rasni. Melukis bagi Ni Wayan Rasni merupakan bagian dari kehidupannya. Ia belajar dari seorang maestro seni lukis wayang gaya Kamasan yang bernama I Nyoman Mandra.

Model lukisan Kamasan diambil dari ceritera kitab Mahabarata, Ramayana juga Tantri (kehidupan masyarakat Bali). Lukisan Kamasan tidak hanya di kain namun sekarang berkembang pada banyak material. Kayu, keramik, kaos, pintu, jendela, marchendise, dsb. Inspirasi dari Kamasan dapat menjadi model membangun seni kerakyatan dalam berbagai model dan tema.

Seni lukis wayang Kamasan memiliki makna di balik apa yang dilukiskan. Dari kisah kisah Ramayana, Mahabarata maupun Tantri sarat makna bagi hidup dan kehidupan manusia. Ajaran ajaran akan hidup dan kehidupan dan kemanusiaan yang mempedomani Tri Hita Karana. Keseimbangan dan harmoni hidup antara manusia dengan Tuhannya, dengan sesamanya dan dengan alam lingkungannya.

Seni refleksi jiwa dan solusi bagi bertahan hidup hingga untuk tumbuh dan berkembang. Seni menjadi ikon bagi suatu peradaban. Seni lukis wayang gaya Kamasan menjadi kekayaan bangsa yang menjadi bagian hidup dan kehidupan serta dapat untuk menghidupi.*

Menjelang Tengah Malam 260821
Chryshnanda Dwilaksana

Share