Seni Memerdekakan Jiwa?

TRANSINDONESIA.CO | Seni tatkala dihasilkan dari jiwa yang tanpa beban atau tanpa pamrih maka seni itupun juga memerdekakan jiwa. Demikian sebaliknya. Seni menjadi bagian dari hidup dan kehidupan. Apapun itu bentuknya menjadi suatu jembatan hati, ruang memerdekakan jiwa. Hidup memang sarat dengan tuntutan tantangan kewajiban yang memenatkan.

Seni menjadi solusi memecah kepenatan hidup. Tatkala seni dilakukan oleh orang orang yang berjiwa merdeka, karya seninya akan berjiwa dan memiliki dampak bagi siapa saja yang dapat menikmatinya.

Seni seringkali dalam gatra kehidupan dianggap pelengkap penderita. Seakan hanya orang-orang kalangan sosial atas semata yang mampu atau memiliki seni kasta tinggi. Dalam pendidikan pun seni juga dianggap sebagai bagian yang tidak penting. Menghafal menghitung menjari yang utama atau lebih diutamakan. Seni yang sarat imajinasi seakan di anak tirikan.

Menggambar, menulis diajarkan dalam ekstra kulikuler. Seni sebenarnya menjadi jembatan bagi pembelajaran, tatkala belajar ditujukan untuk menemukan jatidirinya atau membangun karakter diri atau untuk berani menjadi dirinya sendiri.

Di masa presiden Soekarno beliau menyadari seni menjadi tanda bagi bangsa yang merdeka. Dari seni rupa, sastra, musik, tari, dll, seakan mencuat mengisi ruang ruang kemerdekaan.

Poster karya Affandi dengan model pelukis Dullah dalam gambar orang berteriak memutus rantai pengikat tangannya dan diisi kata kata Chairil  Anwar “Boeng Ajo Boeng”. Kata kata Arek Arek Soerobojo: “Merdeka Atoe Mati”. Lahir lagu lagu karya Ismail Marzuki, dll. Seni membangkitkan, juga mengobati dan bahkan solusi sebagai katarsis.

Tatkala menjelang hari merdeka di masa pandemi apakah seni masih memerdekakan jiwa? Tentu saja.

Seni kapanpun di situasi apapun menjadi ruang waras dan jembatan jiwa sebagai solusi atas kepenatan hidup. Hari merdeka di masa pandemi covid 19 walaupun tak seperti tahun tahun sebelumnya namun setidaknya seni tetap menjadi solusi walau dengan cara virtual. Seni di masa pandemi memerdekakan dari ketakutan kekawatiran bahkan dari kematian. Seni memberi ruang untuk tetap waras walau masih kalangan terbatas yang mau dan mampu menikmatinya.*

Menjelang Hari Merdeka 150821

Share
Leave a comment