Hubungan Taiwan dan China Mendingin, Kegiatan Mata-Mata Makin Canggih

TRANSINDONESIA.CO | Pekerjaan mata-mata antara Taiwan dan China semakin canggih karena pertukaran orang semakin jarang terjadi antara kedua negara, sementara penggunaan internet semakin besar.

Para analis mengatakan hal itu terjadi di tengah-tengah semakin dinginnya hubungan di antara kedua negara.

China mengklaim kedaulatan atas Taiwan dan menekankan kedua pihak pada akhirnya akan disatukan, kalau perlu dengan kekuatan militer. Sementara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, didukung oleh jajak pendapat publik, menolak penyatuan dan hubungan memburuk sejak dia menjabat pada 2016.

Kondisi itu, menurut analis, membuat masing-masing pihak ingin tahu lebih lebih banyak.

Perhatian terpusat pada skandal mata-mata minggu lalu ketika penuntut di Taipei sedang mempertimbangkan apakah mantan deputi menteri pertahanan Chang Che-ping dan pejabat lainnya melakukan kontak dengan wakil dari Komisi Militer Sentral, organisasi pertahanan nasional China. Seandainya demikian, apakah ini masuk kategori pekerjaan mata-mata.

Chang dan istrinya melakukan perjalanan ke China, biayanya ditanggung, setelah dia bertemu dengan pebisnis Hong Kong yang oleh komisi itu diutus ke Taiwan pada 2012. Perjalanan Chang ke China dilaporkan oleh United Daily News dari Taiwan.

Kasus mantan deputi menteri itu menyusul kehebohan seputar Wang Liqiang, seorang warga China yang membelot ke Australia dan mengatakan, dia secara diam-diam membantu China dalam urusan Taiwan.

Tahun ini pengadilan Taiwan telah menjatuhkan hukuman penjara terhadap dua mantan staf parlemen Taiwan karena membentuk jejaring mata-mata China.

Di pihak lain, menurut laporan Global Times pada Oktober, badan keamanan China telah menggagalkan ratusan pekerjaan mata-mata yang melibatkan mata-mata Taiwan, serta menangkap beberapa orang.

“Ini bukan operasi yang terisolasi, sementara China melakukan tindakan sama setiap tahun, mengingat operasi mata-mata semakin banyak oleh penguasa Taiwan di China selama tahun-tahun terakhir,” Global Times melaporkan. [jm/ka]

Sumber: Voaindonesia

Share