Membuka Kotak Pandora
TRANSINDONESIA.CO | Kotak Pandora dalam mitologi yunani berisi berbagai penyakit wabah kekecewaan kedukaan dan banyak hal yang menyedihkan lainnya. Namun yang terakhir dari kotak pandora itu adalah harapan. Dari situlah segala duka akan ada suka. Harapan mengingatkan kita masih ada kekuatan Yang Maha Kuasa untuk berserah bukan berpasrah.
Dalam suasana duka pandemi masih ada harapan, ada secercah peluang menjaga harapan agar tidak padam terus menyinari. Memberi terang dan kabut hitam kemqtian dan berbagai rasa duka yang mendalam. Harapan ada tatkala jiwa manusia memiliki sepirit untuk bertahan hidup. Apapun kondisinya, apapun daya yang tersisa tak ada kata putus asa.
Raung ambulans memecah kesunyian timbul dugaan ada jemputan kematian datang. Entah ada yang menunggu atau keluanga yang mengantarnya berpulang semua protokol sudah disiapkan. Hati miris serasa teriris iris orang oran terdekat dan yang tercinta pergi dengan kesunyiannya. Jenazahnya dipetikan bagai dimasukkan dalam kotak pandora. Tinggalah harapan untuk bersatu dalam haribaan Sang Khalik dalam keabadian. Itulah harapannya. Selain itu masih ada tinggalan karya mulia selama hidup di dunia. Sesederhana apapun ia pernah berbuat kebajikan.
Tanda harapan dari kotak pandora ada pada jiwa yang hidup yang termanivestasi dan terefleksi melalui karyanya. Keberanian bangkit untuk terus berkarya bukan perkara mudah. Masa susah masah duka masa serba menunggu kepastian yang tidak pasti melemahkan segala daya termasuk imajinasi. Nyali merangkak membuka kotak pandora lagi menjadi saksi kebarian untuk membentang harapan.
Mungkin saja saat merangkak sudah diterkam kematian bisa saja hembusan udara kotak pandora menyumbat dadanya dan membuat tak lagi berdaya. Namun nyali berkarya membuka kembali kotak pandora apapun resikonya akan terus menjadi tanda jiwa bagi manusia manusia yang luar biasa yang pernah hidup di dunia.
Senjakala Tiba 100721
Chryshnanda Dwilaksana